kievskiy.org

HPN 2024, Dewan Pers: Paradoks Teknologi AI, Efisien dan Inovatif, tapi Jurnalisme Terancam

Ilustrasi AI yang bisa mengancam jurnalisme meski bisa menciptakan efisiensi dan inovasi, simak penjelasan Dewan Pers.
Ilustrasi AI yang bisa mengancam jurnalisme meski bisa menciptakan efisiensi dan inovasi, simak penjelasan Dewan Pers. /Unsplash/Markus Winkler

PIKIRAN RAKYAT - Dewan Pers menyebut teknologi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan dianggap bisa mendegradasi praktik jurnalisme. Hal ini terungkap dalam deskripsi kegiatan Konvensi Media Massa: Pers Mewjudkan Demokrasi Era Digital.

Kegiatan itu digelar hari ini, Senin 19 Februari 2024 di Candi Bentar Hall, Putri Duyung Hotel, Ancol, Jakarta. Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu turut menjadi pembicara dalam sesi "Pers Mengawal Hasil Pemilu 2024 dan Keutuhan Bangsa".

Tantangan AI tersebut adalah tantangan global pers Indonesia saat ini. Kecerdasan buatan memiliki keunggulan yakni bisa meningkatkan efisiensi melalui inovasi yang dihadirkannya, hanya terdapat risiko degradasi bagi praktik jurnalisme.

"Penggunaan AI dalam ruang berita memiliki potensi positif namun juga menimbulkan isu-isu seperti trust dan kredibilitas berita," ujar Dewan Pers melalui kanal YouTube Dewan Pers Official.

"Dengan begitu, tantangan bagi pers Indonesia adalah bagaimana mengelola perkembangan teknologi ini untuk memperkuat kualitas jurnalisme sambil mempertahankan eksistensi media sebagai entitas bisnis yang relevan," katanya melanjutkan.

5 tantangan pers dalam mengawal Pemilu, ada 6 peran yang bisa dijalankan

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu memaparkan terdapat lima tantangan bagi insan pers atau media massa dalam mengawal Pemilu 2024. Belum lama ini, Indonesia menggelar hajat besar memilih presiden dan wakil presiden, serta anggota dewan 2024-2029.

  • Keterbatasan dalam mengakses informasi

  • Keberpihakan media

  • Intimidasi dan ancaman

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat