kievskiy.org

Apakah Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh Jadi Pertanda NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran?

Ketua Umum Partai Nasdem berjabat tangan dengan Presiden Jokowi dalam peresmian gedung NasDem Tower di Menteng, Jakarta pada Selasa, 22 Februari 2022.
Ketua Umum Partai Nasdem berjabat tangan dengan Presiden Jokowi dalam peresmian gedung NasDem Tower di Menteng, Jakarta pada Selasa, 22 Februari 2022. /Antara/Aditya Pradana Putra

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk makan malam bersama di Istana Negara, Jakarta pada Minggu, 18 Februari 2024. Pertemuan keduanya pun menarik perhatian publik.

Lantas, apakah pertemuan itu menjadi pertanda bahwa NasDem akan bergabung ke dalam Koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming?

Meski Jokowi tak pernah mengungkapkan siapa paslon pilihannya dan turun gunung berkampanye, tetapi putra sulung Jokowi ikut bertarung dalam memperebutkan kursi Presiden-Wakil Presiden pada periode ini. Oleh karena itu, banyak yang mengaitkan Jokowi dengan Pilpres tahun ini dalam konteks pencalonan putra sulungnya. 

Menurut Pakar Politik dari Universitas Andalas Padang, Asrinaldi, pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh itu bukan pertanda bergabungnya NasDem ke kubu 02. Ia menilai pembahasan dalam pertemuan itu lebih mengarah pada persoalan proses pemilu, mulai dari pemungutan hingga penghitungan suara di daerah-daerah.

"Saya memahami pertemuan ini bukan dalam konteks koalisi, ini lebih kepada konteks hasil pemilu yang sekarang sedang dihitung," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Senin, 19 Februari 2024.

Baca Juga: Perolehan Suara Caleg Mantan Koruptor dari Koalisi Perubahan: NasDem, PKB, dan PKS

Hal tersebut dibahas oleh keduanya lantaran pemerintah, khususnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai masih terkendala dalam menjalankan tugasnya untuk menghitung suara rakyat di beberapa daerah.

"Saya yakin itu yang dibicarakan. Artinya bahwa jangan ini jadi gugatan, konflik atau sengketa," ujarnya.

Terkait dengan sikap politik Partai NasDem, Asrinaldi meyakini bahwa partai tersebut masih berjalan di jalur oposisi bersama partai pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Asrinaldi menilai Partai NasDem dan partai-partai lain di luar kubu 02 seharusnya memang berperan sebagai oposisi. Dengan begitu, pemerintah bisa seimbang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat