kievskiy.org

Beda Angin Puting Beliung dan Tornado, Serupa tapi Tak Sama

Ilustrasi tornado.
Ilustrasi tornado. /Pixabay/Sunrae

PIKIRAN RAKYAT - Angin puting beliung memporakporandakan Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu 21 Februari 2024 sekira pukul 16.00 WIB. Pohon hingga reklame yang terpasang di jalan pun dilaporkan tumbang dalam fenomena tersebut.

Akan tetapi, peneliti BRIN menyebutkan bahwa fenomena angin yang terjadi di Rancaekek bukanlah puting beliung melainkan tornado. Lalu, apa bedanya angin puting beliung dan tornado? 

Dirangkum Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, berikut perbedaan antara angin puting beliung dan tornado.

Puting Beliung adalah Tornado?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa puting beliung merupakan sebutan lokal Indonesia untuk menamai tornado berskala kecil. Tornado maupun puting beliung terjadi di daratan, dan jika terjadi di laut maupun danau dinamai water spout.

Baik puting beliung, tornado, water spout, dan siklon memiliki persamaan, yaitu sebuah pusaran atmosfer. Namun, yang membedakan adalah ukuran diameternya.

Tornado, puting beliung, dan water spout berdiameter rata-rata ratusan meter, sedangkan siklon bisa mencapai ratusan kilometer. Kerusakan akibat terjangan tornado diukur dengan sebuah skala bernama Fujita Scale, dengan rentang F0 sampai F5.

Sigit Bayhu Iryanthony dalam "Pengembangan Modul Kesiapsiagaan Bencana Angin Puting Beliung untuk Mahasiswa Pendidikan Geografi UNNES" (2015) menyebutkan bahwa angin puting beliung sebagai angin kencang yang berputar yang keluar dari awan kumulonimbus dengan kecepatan angin lebih dari 34,8 Knot atau 64,4 km per jam) dan terjadi dalam waktu yang singkat.

Hal itu terjadi akibat adanya perbedaan tekanan sangat besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan kumulonimbus.

Sementara itu, Menurut Fazrul Rafsanjani Sadarang dkk berjudul "Sebaran Puting Beliung di Pulau Jawa" (2018) yang meneliti tentang karakteristik sebaran puting beliung di Pulau Jawa dari 2012 sampai 2105 menguraikan, puting beliung umumnya terbentuk pada saat musim pancaroba dan musim hujan serta terjadi pada siang hingga sore hari antara pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB. Kondisi tersebut diakibatkan posisi matahari yang memberi pemanasan cukup maksimal pada saat musim tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat