PIKIRAN RAKYAT - Orangtua korban perundungan atau bullying di Binus School, Serpong, Tangerang Selatan, mengajukan permohonan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) pada Jumat, 23 Februari 2024. LPSK mengungkapkan saat ini korban dan keluarganya merasakan kondisi yang kurang nyaman.
Wakil Ketua LPSK, Maneger Nasution menyatakan perlu adanya perlindungan pada ranah privasi korban dan keluarganya. Pasalnya, kata dia, korban masih berusia anak.
“Tentunya proses penegakan hukum telah mengatur kaidah-kaidah perlindungan yang khusus terhadap anak korban, demikian juga anak pelaku yang akan berhadapan dengan hukum,” kata Maneger Nasution dalam keterangannya, Sabtu, 24 Februari 2024.
“Situasi ini menunjukkan anak rentan terhadap praktik-praktik perundungan di lingkungan sekolah,” ucapnya menambahkan.
Lebih lanjut, Maneger meminta agar pendekatan penyelesaian perkara perundungan harus komprehensif. Menurutnya, penanganan kepada korban harus cepat, dan pelaku yang juga masih berusia anak perlu ditangani dengan tepat.
“Artinya ada kondisi atau situasi yang tidak kondusif bagi tumbuh kembang anak di lingkungan mereka bersekolah,” tutur Maneger.
Maneger menyampaikan korban harus ditangani segera kondisi medis, pun psikologisnya. Oleh sebab itu, dia mendorong supaya semua pemangku kepentingan yang memiliki tugas dan fungsi perlindungan terhadap anak segera memastikan bahwa korban telah ditangani secara tepat.
“LPSK dapat mengambil peran untuk melakukan perlindungan kepada korban dalam hal terdapat ancaman atau intimidasi terhadap korban atau keluarganya selama proses hukum berjalan atau memberikan layanan fasilitasi restitusi bagi si Korban,” kata Maneger.
Korban Dua Kali Dirundung
Maneger menyesalkan peristiwa perundungan yang kembali terjadi di lingkungan sekolah, kali ini perundungan terjadi terhadap seorang siswa Binus Serpong.