PIKIRAN RAKYAT – Prabowo Subianto memamerkan kedekatannya dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang kembali berkoalisi dengannya di Pilpres 2024. Sudah menjadi kawan sejak belasan tahun lalu, Prabowo mengaku sangat nyaman berada di sekitar kader PAN. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada elite PAN yang sudah menemaninya sejak mendaftar sebagai bakal capres hingga keluar sebagai pemenang pilpres.
“Saya merasa benar-benar selalu nyaman di kalangan PAN, di mana-mana. Memang dari segi watak, karakter, dan bakat, serta sikap, pandangan tokoh-tokoh dan kader-kader PAN cocok dengan tokoh-tokoh dan kader-kader partai-partai kebangsaan yang lain,” katanya saat menghadiri acara Buka Bersama Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kantor DPP PAN, Jakarta.
Ketua Umum Partai Gerindra ini lalu berjanji memberikan lebih banyak jabatan strategis kepada kader PAN. Jabatan yang dimaksud adalah kursi menteri di kabinetnya.
“Jadi nanti Pak Zulkifli Hasan dan Pak Hatta akan mungkin kaget dalam menyusun atau mengajukan, mungkin yang diminta Pak X, mungkin yang dikasih bisa-bisa lebih dari X. Tapi syaratnya tentunya adalah memang akan diberi putra-putri yang terbaik,” ujarnya.
Nongol Bawa Titipan
Usai memamerkan kedekatan dengan PAN, Prabowo lalu menyinggung pihak-pihak yang mengaku sebagai teman kala suaranya unggul di pilpres. Meski hal ini biasa terjadi di dunia politik, Prabowo tetap heran melihat sikap tersebut.
“Kawan itu ada banyak jenisnya, sampai dalam Bahasa Inggris itu dikatakan a friend in need is a friend indeed, kawan sejati adalah kawan di saat susah. Kalau di saat baik, di saat senang, kawan banyak sekali, yang gak pernah nongol sekian tahun, nongol semua,” ujarnya.
Namun yang lebih aneh lagi baginya, pihak tersebut datang membawa daftar nama titipan dan meminta jabatan strategis di pemerintahan yang akan datang.
“Yang repot, nongol bawa daftar titipan lagi,” kata Prabowo.
Jokowi Wanti-wanti Prabowo
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga bercerita bahwa Presiden Joko Widodo pernah mewanti-wanti dirinya soal akan datangnya pihak-pihak yang mengincar jabatan tertentu. Bahkan menjelang pelantikan, pihak tersebut akan semakin gencar menjadwalkan pertemuan dengannya. Kondisi tersebut pernah dialami Jokowi usai memenangi pemilu sebelumnya.