kievskiy.org

Tak Semua Warga Bersukacita atas Pembangunan IKN, Ada Warga yang Takut Tersingkirkan

Pekerja menyelesaikan pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Selasa, 22 Agustus 2023.
Pekerja menyelesaikan pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Selasa, 22 Agustus 2023. /Antara/M Risyal Hidayat

PIKIRAN RAKYAT - Sukini, 50 tahun, warga Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, tak ikut bersukacita atas pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal itu disampaikannya pada medio Februari 2024.

"Di sini mau jadi kota, kalau kami mau diusir sama saja. Ndak melihat kami kota itu," kata dia.

Tempat tinggal Sukini berimpitan dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Desa tempat tinggalnya dihuni masyarakat keturunan Suku Balik, Suku Paser, dan transmigran.

Sukini tidak sendiri, ada Syarariyah, 48 tahun, warga keturunan Suku Paser yang merasakan hal yang sama. Semula, dia dan suaminya girang saat mendengar kabar bahwa ibu kota akan berpindah dari Jakarta ke Penajam Paser Utara. Kini perasaan Syarariyah diliputi kekhawatiran. Khawatir tersingkirkan.

"Katanya nanti di IKN ini ada teknologi canggihnya, pakai motor listrik, kami ingin lihat itu IKN bagaimana nantinya," kata dia menerangkan.

Warga digusur

Presiden Joko Widodo mengencangkan baut saat pemasangan bilah pertama Garuda di Kantor Presiden, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat, 22 September 2023. Presiden Jokowi menyebut progres pembangunan Kantor Presiden sudah mencapai 38 persen.
Presiden Joko Widodo mengencangkan baut saat pemasangan bilah pertama Garuda di Kantor Presiden, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat, 22 September 2023. Presiden Jokowi menyebut progres pembangunan Kantor Presiden sudah mencapai 38 persen.

Perlahan, satu per satu warga Desa Bumi Harapan sudah digusur untuk pembangunan IKN. Keluarga Syarariyah termasuk warga yang digusur. Kini, dia dan Sukini tinggal menunggu waktu.

Syarariyah mengungkapkan, ada hal yang menjadi persoalan. Adalah proses penawaran ganti rugi disampaikan kepada warga satu per satu. Hal itu membuat warga sulit menggalang kekuatan untuk memperjuangkan haknya. Syarariyah bahkan kerap tidak mengetahui kapan tetangganya akan pindah.

Selain itu, ada pula warga yang terpaksa menjauh dari IKN lantaran uang ganti rugi yang diterima tak sebanding dengan kenaikan harga tanah yang drastis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat