kievskiy.org

Siasat Pemudik Hadapi Ganjil Genap Mudik Lebaran 2024, Akankah Tetap Disanksi?

Sejumlah kendaraan melintasi Gerbang Tol Cikampek Utama I.
Sejumlah kendaraan melintasi Gerbang Tol Cikampek Utama I. /Pikiran Rakyat/Hilmi Abdul Halim

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia mulai memasuki puncak arus mudik Lebaran 2024 pada Sabtu 6 April 2024. Lebih dari setengah masyarakat Tanah Air diprediksi akan pulang ke kampung halamannya pada saat momen Idul Fitri 1445 Hijriah.

Dari 275,5 juta penduduk Indonesia, Kemenhub memperkirakan sebanyak 193 juta orang bakal mudik Lebaran 2024. Kepadatan arus lalu lintas pun tak terhindarkan, hingga petugas memberlakukan sejumlah kebijakan.

Salah satunya adalah pemberlakuan ganjil genap selama masa mudik Lebaran 2024. Sistem tersebut diberlakukan di sejumlah jalan tol, terutama di Jakarta.

Meski menghadapi ganjil genap, masyarakat ternyata memiliki siasat tersendiri. Seperti yang dilakukan pemudik asal Jakarta, Iwayan Marsa (37).

Dia akan berangkat ke kampung halaman istrinya di Dieng, Jawa Tengah, pada Jumat 5 April 2024 malam menggunakan kendaraan pribadi. Dia mengaku memilih mudik menggunakan kendaraan pribadi karena biayanya lebih irit dibanding harus membeli tiket kereta untuk satu keluarga.

Selain itu, lokasi kampung halamannya juga berada di wilayah pegunungan di perbatasan Dieng-Banjarnegara yang tidak terjangkau angkutan umum.

Siasat Hadapi Ganjil Genap

Iwayan Marsa berangkat pada Jumat 5 April 2024 sekira pukul 21.00 WIB. Plat kendaraannya bernomor ganjil, sehingga dia hanya memiliki jeda waktu sekitar tiga jam untuk masuk ke wilayah tol.

"Saya tinggal lihat jeda waktu menuju tanggal genap itu sisa berapa jam. Di waktu jeda itu kan ada waktu untuk kami bisa lewat tol," ucapnya.

"Kalau sudah di tol waktu untuk plat genap berlaku, mau enggak mau kami harus keluar tol," ujar Iwayan Marsa menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat