PIKIRAN RAKYAT – Salah satu amalan yang tidak terpisahkan dari Hari Raya Idul Fitri adalah takbir, yang merupakan ungkapan pengangungan kepada Allah SWT. Bagaimana bacaan takbir yang benar?
Takbir yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:
اللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Artinya: "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar."
Bacaan takbir ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Salman, Umar, dan Ibnu Mas'ud.
عَنْ سَلْمَانَ قَالَ: كَبِّرُوْا، اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَ جَاءَ عَنْ عُمَرَ وَابْنِ مَسْعُوْدٍ: اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ
Artinya: “Diriwayatkan dari Salman, ia berkata: bertakbirlah dengan Allaahu akbar, Allaahu akbar kabiiraa. Dan diriwayatkan dari Umar dan Ibnu Mas’ud: Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.” (HR. Abdul Razzaaq, dengan sanad yang shahih).
Menyadari Keagungan Allah SWT
Bacaan takbir bukan sekadar rangkaian kata-kata yang dilafalkan, tetapi juga harus dimaknai sebagai bentuk kesadaran terhadap keagungan asma Allah SWT. Saat bertakbir, seorang hamba juga memperlihatkan kerendahan diri sebagai manusia di hadapan penciptanya. Takbir juga merupakan wujud syukur atas petunjuk dan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat-Nya.
Setiap kali bertakbir, seorang hamba harus memperlihatkan kesungguhan dalam menghayati maknanya. Pengucapan takbir harus mempengaruhi jiwa untuk semakin meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan begitu, takbir yang dilafalkan akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sekaligus memperkokoh ikatan spiritual dengan-Nya.