/photo/2023/12/04/3761715540.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak mengeklaim tidak ada pimpinan lembaga antirasuah yang melindungi atau membela mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Edward Omar Sharief Hiariej alias Eddy Hiariej.
Pernyataan Johanis Tanak itu membantah isu yang menyebut pimpinan KPK tidak satu suara dalam mengusut perkara dugaan suap dan gratifikasi yang menjerat Eddy Hiariej.
“Sepengetahuan saya, tidak ada (yang membela Eddy), tapi kalau berbeda pendapat, berbeda pandangan, cara pandang, itu hal-hal biasa,” kata Johanis Tanak kepada wartawan, Selasa, 30 April 2024.
Menurut Tanak, tidak ada juga perbendaan pendapat di antara pimpinan KPK. Apabila ada perbedaan, itu hal yang wajar. Asalkan, pendapat tersebut didasari dengan argumentasi hukum dan alasan hukum yang kuat.
“Sepanjang ada suatu dasar hukum yang digunakan, kemudian ada alasan hukum yang diberikan yang rasional maka tidak akan terjadi perbedaan pandangan,“ ucap Tanak.
Tanak juga menegaskan tidak ada intervensi yang dialami pimpinan KPK sehingga penanganan perkara Eddy Hiariej berjalan lamban. Menurutnya, saat ini KPK sedang menyusun ulang strategi setelah kalah di praperadilan.
“Enggak ada intervensi, dari manapun saya tidak pernah dengar ada intervensi. Yang jelas praperadilan diterima kalau praperadilan diterima itu bersifat administratif saja ada kekeliruan,” tutur Tanak.
“Kekeliruan kita rapihkan kembali dan sekarang kita lagi dalam penataan, sedang dalam diskusi dari tim penyidik, penyelidik para pimpinan Deputi, para direktur,” katanya menambahkan.
Lebih lanjut, Tanak juga memastikan penanganan perkara Eddy Hiariej tidak ada kendala. Lambatnya proses hukum, kata dia, lantaran lembaga antirasuah lebih hati-hati setelah dikalahkan Eddy Hiariej di praperadilan.