PIKIRAN RAKYAT - Prabowo Subianto sudah diumumkan sebagai presiden terpilih dalam Pilpres 2024. Beberapa partai yang sebelumnya berseberangan, sudah menunjukkan ketertarikan untuk bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Bergabungnya beberapa partai masuk ke pemerintahan bikin oposisi dapat sorotan. Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menilai, oposisi diperlukan guna mengontrol kekuasaan.
Istilah oposisi, kata Masinton, merupakan bagian dari demokrasi, yang mana harus terdapat sistem kontrol pengawasan agar pemerintahan berjalan efektif bermanfaat bagi rakyat.
"Perlu ada penyeimbang dan kontrol itu karena kekuasaan kalua tanpa kontrol, yang terjadi bisa semena-mena," tuturnya menegaskan, dalam diskusi daring bertajuk Demokrasi Tanpa Oposisi, Sabtu, 4 Mei 2024.
Bukan cuma beda pendapat
Masinton bilang, bila PDIP menjadi oposisi, maka tidak cuma sekadar berbeda pendapat dengan pemerintah, tetapi juga akan memberi berbagai alternatif kebijakan. Hal itu juga pernah dilakukan PDIP pada masa pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
PDIP kala itu konsisten menjadi oposisi dan aktif memberi berbagai alternatif kebijakan yang bisa dinilai oleh rakyat serta baik bagi sistem pemeriksaan dan penyeimbang serta kontrol dari luar pemerintahan.
"Ini juga menjadi bagian dari edukasi dan pendidikan politik rakyat, sehingga rakyat juga memiliki berbagai alternatif pandangan yang disajikan, baik oleh pemerintah maupun luar pemerintah," kata dia menegaskan.
Urgensi konsistensi