kievskiy.org

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Menhub Pecat Pimpinan Sekolah

Ilustrasi penganiayaan. Inilah Kronologi dan Fakta-fakta Kasus Santri yang Tewas Akibat Penganiayaan di PonPes Al Hanifyyah, Kediri
Ilustrasi penganiayaan. Inilah Kronologi dan Fakta-fakta Kasus Santri yang Tewas Akibat Penganiayaan di PonPes Al Hanifyyah, Kediri /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Setelah kematian seorang taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) akibat kekerasan oleh para seniornya, pimpinan sekolah tersebut telah dipecat oleh Kementerian Perhubungan pada Kamis, 9 Mei 2024.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa pihaknya telah menonaktifkan Direktur atau Ketua STIP Jakarta, Ahmad Wahid.

"Ini sebagai rasa bahwa tanggung jawab dan tindakan tegas itu harus dilakukan," kata Menteri Perhbungan, Budi Karya Sumadi di rumah duka, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis, 9 Mei 2024.

Budi juga mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi dan berjanji untuk mengubah kurikulum agar lebih berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan dan teknologi. Hal ini dilakukan untuk menghapus tradisi kekerasan dari sekolah kedinasan tersebut.

Dengan kedua orangtua korban dan beberapa wartawan sebagai saksi, Budi meminta maaf kepada keluarga korban.

Penyebab Kematian Putu Satria

Kombes Gidion Arif Setyawan, Kapolres Jakarta Utara, menyatakan bahwa hasil autopsi menunjukkan korban meninggal dunia setelah menerima lima kali pemukulan di bagian ulu hati pada Jumat, 3 Mei 2024.

Dalam konferensi pers, Gidion menjelaskan bahwa korban, yang merupakan Taruna STIP tingkat satu, bersama dengan empat rekannya, ditindak oleh senior karena mengenakan baju olahraga di dalam kelas.

Hal ini dianggap kesalahan oleh empat senior, yang kemudian membawa korban dan empat rekannya ke kamar mandi untuk dipukuli.

"Mereka menyebut sebagai tradisinya taruna. Ada penindakan terhadap junior, karena dilihat ada yang salah menurut persepsinya senior.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat