kievskiy.org

Isak Tangis di Rumah Duka Korban Meninggal Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Rumah duka Intan Rahmawati, korban meninggal kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana.
Rumah duka Intan Rahmawati, korban meninggal kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana. /Pikiran Rakyat/Asep Bidin Rosidin

PIKIRAN RAKYAT - Jenazah Intan Rahmawati diserahkan kepada pihak keluarga di rumah duka yang beralamat di RT 001, RW 010, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. Intan adalah satu dari sembilan pelajar SMK Lingga Kencana yang meninggal dalam kecelakaan bus di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Suasana haru menyelimuti keluarga Intan. Isak tangis keluarga pecah saat jenazah Intan tiba di rumah duka. Kerabat dan tetangga yang melayat terlihat mendoakan dan berada di dalam maupun depan rumah duka.

Suasana haru juga terlihat di rumah duka korban meninggal atas nama Dimas. Letak rumah Almarhum Dimas berada persis di sebelah kediaman Almarhumah Intan. Total ada 11 korban meninggal. Perinciannya, yakni 9 pelajar, 1 guru, dan 1 pengendara motor.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Pikiran Rakyat (@pikiranrakyat)

Tapak Ban Bus Botak dan AC Mati

Pembina Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) Muwardhi mengaku dirinya sempat mendapatkan informasi soal kondisi bus yang ditumpangi para pelajar. Dia menyebut kondisi ban kurang laik jalan dan Air Conditioner (AC) atau pendingin suhu di dalam kabin bus juga tidak berfungsi.

“Kalau dari orang tua saya enggak mendengar. Tapi kebetulan ada cucu saya, dia sahabat dari peserta yang perpisahan itu. Dia melihat, 'aduh saya dapat mobil yang sedikit beda', ternyata terjadi hal itu,” kata Muwardhi saat ditemui di SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat, Minggu, 12 Mei 2024.

“Ya katanya kelihatannya ban sudah kurang bagus, AC-nya enggak jalan juga,” tuturnya menambahkan.

Muwardhi menjelaskan kondisi ban kurang laik jalan adalah tapak ban yang botak. Bahkan, dia mendapatkan informasi bahwa para siswa sempat makan di dalam kegelapan karena kondisi di dalam kabin gelap akibat kurangnya pencahayaan.

“AC enggak hidup, ban sudah botak-botak. Infonya seperti itu (makan dalam kegelapan). Saya juga tidak jelas. Apakah berhenti di tempat makan atau tidak, info itu dia sampaikan kepada keluarga bahwa saat ini sedang dalam perjalanan pulang,” ungkap Muwardhi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat