kievskiy.org

Kesempatan Jokowi Jadi Kandidat Sekjen PBB Sangat Tipis, Ini Penyebabnya

Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi). /Antara/Muhammad Adimaja

PIKIRAN RAKYAT – Relawan Joko Widodo (Jokowi) yang tergabung dalam Solidaritas Merah Putih (Solmet) menyatakan Jokowi akan menolak berabagai tawaran partai politik (parpol) yang akan meminangnya. Sebaliknya, Relawan Solmet menyebut bahwa Jokowi lebih cocok untuk menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Usulan dari Relawan Jokowi soal masa depan sang presiden langsung menuai pro dan kontra. Sejumlah orang menilai Jokowi tidak memenuhi syarat dan tidak mumpuni untuk bisa jadi Sekjen PBB.

Pasalnya untuk menjadi Sekjen PBB, kandidat harus melalui seleksi yang cukup ketat. Belum lagi kandidat harus mendapatkan sembilan suara setuju dari total 15 anggota PBB, dan lima anggota tetap atau P5 (Amerika Serikat, Britania Raya, China, Rusia, dan Prancis) harus menyetujuinya.

Kesempatan Jokowi untuk jadi Sekjen PBB pun sangat tipis. Hal itu karena syarat yang cukup ketat dari PBB terutama dari anggota P5.

Baca Juga: Senator AS: Israel Penjajah Harusnya Bom Nuklir Gaza, Mereka Tak Boleh Kalah

Dalam pemilihan Sekjen PBB, P5 tidak ingin calon Sekjen yang mungkin melanggar hak prerogative mereka, baik dengan mengkampanyekan reformasi Dewan Keamanan yang salah atau dengan mengubah Sekretariat PBB menjadi pusat kekuatan saingan.

Oleh karena itu, jabatan Sekjen PBB tidak pernah diberikan kepada mantan kepala negara atau pemerintahan. Dari syarat ini saja memperlihatkan bahwa Jokowi memiliki kesempatan yang sangat tipis untuk jadi Sekjen PBB.

Selain harus dipilih oleh 9 negara anggota PBB termasuk P5, ada beberapa syarat yang tidak tertulis yang harus dipenuhi kandidat Sekjen PBB. Kandidat yang jadi rekomendasi Dewan Keamanan kemudian akan dipertimbangkan oleh Majelis Umum, dan dipilih melalui pemungutan suara rahasia.

Proses pemungutan suara yang rahasia dan sudah usang ini sering disorot dan dikritik. Para reformis menilai pemilihan Sekjan PBB harus dimodernisasi dan terbuka untuk publik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat