kievskiy.org

BKKBN Sebut Persepsi Anak Muda Soal Menikah Sudah Berubah: Lama-lama Orang Merasa Tak Perlu Nikah

Ilustrasi menikah.
Ilustrasi menikah. /Pixels.com/ Jasmine Carter

PIKIRAN RAKYAT - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo menyebut bahwa angka pernikahan di Indonesia semakin menurun setiap tahunnya.

Berdasarkan data dari Kementerian Agama, jumlah pernikahan pada 2022 berada di angka dua juta lebih. Sedangkan, pada 2022-2023, jumlahnya menurun menjadi 1,5-1,7 juta.

Menurutnya, penurunan tersebut terjadi karena adanya perubahan persepsi dari anak-anak muda. Hal itu disampaikannya dalam acara Siap Nikah Goes to Campus di Universitas Negeri Semarang secara daring pada Rabu, 26 Juni 2024.

“Persepsi tentang pernikahan mengalami pergeseran, lama-lama orang merasa bahwa menikah itu suatu tradisi atau budaya yang tidak perlu, semakin begitu pola pikirnya. Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa keinginan atau persepsi terhadap pernikahan mengalami suatu penurunan,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Sabtu, 29 Juni 2024.

Terkait dengan hal itu, Hasto sempat menyinggung soal tujuan pernikahan yang dimiliki orang Jepang.

“Bangsa kita menikah itu tujuannya untuk prokreasi, atau untuk mendapatkan keturunan. Kalau orang Jepang, menikah ada yang untuk rekreasi supaya hubungan suami-istri sah, ada juga security, supaya mereka mendapatkan tempat perlindungan, tetapi kalau laki-laki, tujuan utama mayoritasnya ingin memiliki anak. BKKBN punya survei, hampir 98 persen jawaban laki-laki ingin punya anak,” ujarnya.

Remaja Jangan Nikah Muda

Hasto mengatakan bahwa remaja merupakan golongan penentu dalam bonus demografi. Ia pun menyinggung remaja yang nikah muda.

“Kalau remajanya kawin usia muda, kemudian setelah kawin jadi sebentar-sebentar hamil, dan pekerjaannya tidak jelas, kita jadi missed (kehilangan) bonus demografi,” ucapnya.

Saat itu, Hasto mengingatkan agar remaja tak menikah pada usia yang terlalu muda. Harusnya, mereka menikah saat merasa benar-benar siap.

Apalagi, hal tersebut juga menyangkut organ reproduksi perempuan, yang sudah diatur sedemikian rupa untuk tidak menanggung beban bayi hingga usia yang ideal (21 tahun).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat