PIKIRAN RAKYAT - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto optimistis angka prevalensi stunting di bawah 20 persen pada tahun 2024.
Di sela-sela acara Apresiasi dan Penghargaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024, Hasto menyampaikan bahwa saat ini BKKBN melakukan konfirmasi angka, mengumpulkan hasil timbangan bayi di posyandu di seluruh Indonesia melalui gerakan intervensi serentak pencegahan stunting.
Sejauh ini baru 78 persen data pengukuran dan penimbangan bayi di posyandu yang masuk sedangkan minimum harus 95 persen terkumpul data by name by address dari seluruh Indonesia yang akan diinput ke dalam aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Sementara itu, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka stunting berada di angka 21,5 persen.
"Akhir Juni akan ketahuan berapa persen yang 'the real' stunting, SKI (Survei Kesehatan Indonesia) 2023 seperti quick count atau hasil sementara," kata dokter Hasto di Hotel PO, Rabu, 26 Juni 2024.
Sementara itu, Kepala BKKBN memberikan apresiasi terhadap para pihak yang aktif berkiprah dalam program pembangunan keluarga, keluarga berencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS). Ada bina keluarga berprestasi, individu yang membawa perubahan, bidan, remaja, anak sekolah, dan stakeholder.
Sebanyak 19 komponen di lingkungan BKKBN menggelar 34 jenis lomba yang diadakan oleh Kementerian/Lembaga, civitas akademik/perguruan tinggi, organisasi profesi, mitra kerja BKKBN.
Mereka yang menerima penghargaan dinilai telah berinovasi dan menciptakan terobosan baru untuk keberlangsungan dan pencapaian target program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana dan Percepatan Penurunan Stunting.
Apresiasi tersebut diberikan terhadap Pemerintah Daerah, Kampung KB, Penyuluh KB, kader Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), kader Bina Keluarga Balita (BKB), kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP), pasangan KB Lestari, klinik swasta, bidan, dan lainnya.