kievskiy.org

Sampaikan Hasil Riset ke Pemerintah, Peneliti: Hoaks Tembakau Alternatif Masih Bertebaran

Hoaks.
Hoaks. /Antara

PIKIRAN RAKYAT - Peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP)  YPKP bersama Koalisi Indonesia Bebas TAR (Kabar) telah menyampaikan hasil-hasil riset produk tembakau alternatif kepada pemerintah.  

Namun, hoaks dan misinformasi mengenai tembakau alternatif sudah sangat luas, sehingga perjalanan masih panjang.

Hal itu disampaikan Amaliya, peneliti YPKP di forum Scientific Summit ke-3 yang diselenggarakan secara daring, belum lama ini.

 Baca Juga: Konflik Laut China Selatan: Tiongkok Sebut AS Sedang Siapkan Lebih Banyak Pesawat Tempur

Masih ada saja pihak yang menganggap produk tembakau alternatif sama berbahayanya dengan rokok bagi kesehatan. Misinformasi dan silang pendapat kerap terjadi di publik tentang produk hasil pengembangan inovasi, sains dan teknologi tersebut.

Padahal, produk ini merupakan inovasi yang didukung oleh bukti ilmiah yang berpotensi memberikan alternatif bagi perokok dewasa dengan pendekatan pengurangan risiko dibandingkan terus merokok yang terbukti secara ilmiah lebih berbahaya. 

“Banyak hoax yang sangat berbahaya, dan kami mencoba meluruskan misinformasi tersebut dengan secara aktif melakukan penelitian dan mempublikasikan hasilnya kepada publik. Tujuannya adalah memberikan fakta yang benar dan bermanfaat bagi berbagai pemangku kepentingan,” ujar Amaliya, yang menjadi salah satu pembicara dalam forum tersebut, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu, 14 Oktober 2020.

 Baca Juga: Thomas Partey Lebih Pilih Arsenal Ketimbang Klub Lain Berkat Rencana Mikel Arteta

Untuk mengurangi informasi yang keliru terhadap produk tembakau alternatif, Amaliya mendorong pemerintah Indonesia turut melakukan dan mendorong kajian ilmiah yang melibatkan semua pemangku kepentingan. 

Hasil dari riset tersebut dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk menyampaikan informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif serta mengatur melalui regulasi yang proporsional sesuai dengan risiko produk, agar perokok memiliki opsi untuk beralih. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat