kievskiy.org

Jelang Kualifikasi Olimpiade 2020, Performa Tiga Pasangan Ganda Putri Bulutangkis Belum Memuaskan

PEBULU tangkis ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu (kiri) dan Greysia Polii berusaha mengembalikan kok kearah ke ganda putri Inggris Chloe Birch/Lauren Smith pada babak pertama All England 2019 di Arena Brimingham, Inggris, Rabu, 6 Maret 2019. Greysia/Apriyani melaju ke babak berikutnya usai mengalahkan wakil tuan rumah Chloe Birch/Lauren Smith dengan skor 21-19 dan 21-15.*/HUMAS PP PBSI
PEBULU tangkis ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu (kiri) dan Greysia Polii berusaha mengembalikan kok kearah ke ganda putri Inggris Chloe Birch/Lauren Smith pada babak pertama All England 2019 di Arena Brimingham, Inggris, Rabu, 6 Maret 2019. Greysia/Apriyani melaju ke babak berikutnya usai mengalahkan wakil tuan rumah Chloe Birch/Lauren Smith dengan skor 21-19 dan 21-15.*/HUMAS PP PBSI

JAKARTA, (PR).- Performa tiga ganda putri utama pelatnas PBSI dinilai belum menunjukkan performa sesuai dengan yang diharapkan. Mereka akan memasuki babak kualifikasi Olimpiade 2020 di New Zealand Open 2019, pada 30 April 2019 - 5 Juni 2019. 

Ada tiga kejuaraan yang menjadi patokan menuju babak kualifikasi Olimpiade 2020, yaitu India Open Super 500, Malaysia Open Super 750, dan Singapore Open Super 500. Di tiga kejuaraan tersebut, penampilan Greysia Polii-Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta-Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Della Destiara Haris-Tania Oktaviani Kusumah dinilai masih turun naik. 

Ketiga pasangan itu tidak ada yang mendominasi permainan dan masih bisa saling mengalahkan. Menurut pelatih ganda putri PBSI, Eng Hian, pada Senin, 15 April 2019, ada plus-minus mereka bisa saling mengalahkan. Sisi positifnya, itu menunjukkan ada persaingan di dalamnya. Namun, itu juga berarti permainan ketiga pasangan tersebut belum stabil, terutama Greysia-Apriyani dan Ni Ketut-Rizki yang awalnya diproyeksikan bisa menembus Olimpiade. 

"Greysia-Apriyani hasilnya cukup bagus karena bisa mempertahankan gelar mereka di India Open 2019. Namun, sayangnya, di pertandingan berikutnya Malaysia Open 2019, mereka justru kalah dari Rizki-Ketut. Sebaliknya, Rizki-Ketut tidak bisa berbicara banyak di India Open, setelah dikandaskan oleh Della-Tania. Padahal mereka lebih diunggulkan mengingat Tanis masih pemain muda dan ini pasangan baru," ujar Eng Hian yang akrab dipanggil Didi tersebut. 

Performa Rizki-Ketut pun dinilai tidak semakin membaik di kejuaraan terakhir, Singapore Open 2019. Mereka justru kalah 10-21, 6-21 di babak pertama atas pasangan Thailand Jongkolphan Kititharakul-Rawinda Prajongjai. Padahal di pertemuan sebelumnya, di Kejuaraan Beregu Campuran Asia, Rizky-Ketut bisa menang mudah. 

"Hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Tapi per individu ada evaluasi plus minus yang masih harus dikaji lagi. Misalnya, kenapa Rizki-Ketut bisa kalah dari Della-Tania, lalu kenapa juga Greysia-Apriyani kalah dari Rizki-Ketut. Kenapa di Singapura, Rizki-Ketut kalah telak sementara di Tong Yun Kai bisa menang. Ada faktor apa? kenapa masih naik turun performanya," katanya. 

Dari evaluasi sementara, kekurangan Greysia-Apriyani lebih kepada faktor teknik. Sebaliknya, Rizki-Ketut dilihatnya lebih kepada nonteknis. Menurut Eng Hian, untuk faktor nonteknis, dirinya menilai akan lebih sulit untuk memperbaiki jika memang dari pemainnya sendiri tidak ada kemauan. 

Rizki kembali berpasangan dengan Della?

Eng Hian menargetkan untuk bisa menembuskan dua ganda ke Olimpiade Tokyo 2020. Greysia-Apriyani hampir pasti menjadi ganda pertama yang dinominasikannya, karena mereka yang memiliki peringkat dunia yang cukup stabil selama ini di Top 5 dunia. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat