kievskiy.org

Para Pilot Dunia Saling Geser Posisi

PARA  pilot (penerbang) kelas lintas alam (cross country/XC) sedang terbang dengan parasutnya di langit venue  Batudua pada  event “West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019”  di venue Batudua, Kecamatan Cisitu, Sabtu 26 Oktober 2019.*/ ADANG JUKARDI/PR
PARA pilot (penerbang) kelas lintas alam (cross country/XC) sedang terbang dengan parasutnya di langit venue  Batudua pada  event “West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019”  di venue Batudua, Kecamatan Cisitu, Sabtu 26 Oktober 2019.*/ ADANG JUKARDI/PR

SUMEDANG, (PR).- Persaingan perolehan nilai pada kelas lintas alam (cross country/XC) khususnya pada kategori campuran (individual overall) pada event “West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019”  di venue Batudua, Kecamatan Cisitu, berlangsung ketat. Para pilot dunia yang masuk ranking 10 besar dunia (Top Ten PWC), saling geser posisi seiring  perolehan skor yang didapat pada setiap pertandingan.

Persaingan ketat, terlihat dari perolehan skor  mereka pada task (tugas) 1 dan 2.  Dari hasil pertandingan pada task 1 Rabu 23 Oktober 2019, urutan pertama diraih pilot dunia Pal Takats (Hungaria) yang berhasil mengumpulkan nilai tertinggi hingga 687. Disusul kemudian,  urutan kedua Chigwon Won (Korea Selatan) dengan nilai 686 dan ketiga Zhenjun Zhao (Tiongkok) dengan meraih nilai 661.

Sementara pada task 2, Jumat 25 Oktober 2019, Chigwon Won berhasil menggeser Pal Takats hingga naik di urutan pertama dengan mengumpulkan skor tertinggi 1.000. Sedangkan Pal Takats melorot diurutan kedua dengan meraih 980.  Di luar dugaan, pilot asal Spanyol Felix Rodriguez yang pada Task 1 hanya menempati urutan 8 dengan raihan angka 610, berhasil menyodok dari bawah hingga menempati urutan ketiga dengan meraih angka 970. Sementara urutan tiga sebelumnya Zhenjun Zhao, pada Task 2 melorot menjadi  urutan kelima dengan meraih skor 944.

Dari akumulasi  hasil dua pertandingan Task 1 dan 2, untuk  posisi sementara urutan pertama diduduki pilot dari Korea Selatan Chigwon Won yang berhasil  mengumpulkan skor 1.701.  Disusul urutan kedua,  Pal Takats meraih angka 1.682 dan ketiga Zhenjun Zhao dengan meraih nilai 1.619. Posisi dan raihan angka itu akan berubah, setelahnya hasil pertandingan Task 3 atau terakhir didapat. 

Menurut Meet Director (Direktur Pertandingan) kelas cross country Bodhi Suprana ketika ditemui usai lepas landas para pilot pada Task 3 di Batudua, Sabtu 26 Oktober 2019, pertandingan  pada kelas lintas alam, memang diakui terjadi persaingan sengit. Persaingan tersebut terjadi di antara para pilot yang masuk ranking 10 besar dunia PWC (Paragliding World Cup).  “Hasil pertandingan  event paralayang di Sumedang ini, untuk  perbaikan peringkat. Nantinya bisa ada pilot yang naik peringkat, ada juga yang turun,” katanya.

Ia mengatakan, dari 100 orang pilot yang berlaga pada kelas lintas alam Task 3, yang melakukan penerbangan sebanyak 96 orang. Sementara 4 orang lagi, tidak terbang karena sakit dan masih mengalami cedera akibat kecelakaan sebelumnya. “Hari ini, pertandingan Task 3 dari seluruhnya 4 Task. Sementara Task 2 gagal tanding karena cuaca buruk,” ujar Bodhi. 

Meski para pilot hanya terbang 3 kali, kata dia, mereka bisa pulang dengan senyum lebar. Pasalnya, walaupun event  di Sumedang ini di luar musim, tapi kualitas pertandingannya jauh lebih bagus ketimbang kejuaraan di Korea Selatan bulan lalu. “Di Korea,  dari  5 pertandingan (Task)  hanya 1 pertandingan yang dihitung valid. Makanya para pilot dunia, sangat senang bisa terbang 3 kali pada event di Sumedang ini. Hanya saja memang, kondisi cuacanya  lebih bagus kemarin dari pada sekarang,” tuturnya

Lebih jauh ia menjelaskan, PWC  merupakan kejuaraan bergengsi di dunia. Pihaknya mensyukuri mendapat izin untuk mengadakan Pre PWC di Sumedang. “PWC ini impiannya para pilot paralayang, termasuk saya cuma terkendala umur.  Namun altet Indonesia yang sudah punya kualifikasi PWC, salah satunya  Bima Putra,” ucapnya.

Bodhi menambahkan, dengan pengalaman mengikuti event tersebut, diharapkan  para atlet Indonesia bisa setara dengan mereka (Top 10 Pilot PWC). Untuk mewujudkannya, Indonesia harus mengadakan berbagai kejuaraan dunia bergengsi. “Sebelumnya, kita  sudah pernah 2 kali mengadakan kejuaraan dunia,  di Sumedang dan Palu. Bahkan venue Batudua, salah satu dari tiga termal terbaik di Indonesia sehingga menjadi favorit para pilot dunia.  Kita butuh pilot Indonesia yang bisa menjuarai XC (cross country),” tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat