kievskiy.org

Indonesia Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032, IOC Beri Respon Positif

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berbincang dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach saat audiensi di Markas IOC di Zurich, Swiss awal November 2019 lalu. Indonesia meminta asistensi dari IOC untuk pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032.**
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berbincang dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach saat audiensi di Markas IOC di Zurich, Swiss awal November 2019 lalu. Indonesia meminta asistensi dari IOC untuk pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032.** /WINA SETYAWATIE

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia akan mendapatkan asistensi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk membuat "feasibility study" guna proposal yang akan dipresentasikan pada Rapat Umum IOC di Olimpiade 2020 Tokyo mendatang.

Indonesia akan mengusung konsep ramah lingkungan "eco environment" untuk Olimpiade 2032 mendatang. Feasibility study adalah studi yang bertujuan menilai kelayakan implementasi sebuah program. Aspek yang dianalisa secara keseluruhan, yakni "macro economic benefit".

"Kami sudah berkomunikasi dengan Presiden IOC Thomas Bach. Bahwa kali ini sistem pemilihan tuan rumah olimpiade untuk 2032 akan berbeda dari sebelumnya. Tidak ada bidding kontes lagi, tapi yang ada pendampingan. Sehingga kita akan komunikasi intensif dengan mereka untuk mempersiapkan "eco environment". Mereka akan membimbing kita agar tidak banyak menghambur-hamburkan uang. Ini Pengalaman dari venue yang dibangun, dimana paska olimpiade tidak digunakan dan hancur. Makanya, keseimbangan ekologi (sustainability) jadi sangat penting," kata Ketua Komite Olimpiade Indoensia (KOI) Raja Sapta Oktohari di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa 31 Desember 2019.

Baca Juga: Goyang Karawang Bukan Seni Terlarang, Sejarahnya Justru Berawal dari Panen Padi di Masyarakat

Menurut Oktohari yang akrab dipanggil Okto, IOC mengatakan bila saat ini mereka ingin membangun image yang lebih positif untuk olimpiade. Hingga sejak awal, nama-nama yang mengajukan diri langsung diseleksi IOC.

"IOC bilang, kalau kandidatnya banyak (calon tuan rumah Olimpiade 2032), maka akan banyak yang kalah. Artinya kalau kalah pasti kehilangan banyak dana dan image Olimpiade jadi negatif. Mereka tidak mau itu terjadi, makanya calon tuan rumah langsung diseleksi, kualifikasi, dan dilakukan pendampingan. IOC sendiri yang menyarankan untuk melakukan komunikasi langsung kepada mereka dan pihak IOC juga akan mengirimkan orang yang akan bekerjasama dengan tim kita untuk fase persiapan. Hingga nanti "feasibility study" Indonesia disiapkan dengan pendampingan langsung oleh IOC," tuturnya.

Okto menilai dengan adanya perhatian tersebut dan asistensi khusus dari IOC, dirinya mengaku cukup percaya diri bila di 2032 Indonesia lah yang akan terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade. Dia melihat sinyal-sinyal positif dari IOC cukup jelas, tinggal saat ini pekerjaan rumahnya adalah bagaimana kepercayaan tersebut bisa tetap di Indonesia.

Baca Juga: Menpora Minta Masyarakat Beri Shin Tae-yong Kesempatan untuk Buktikan Diri

"Lebih spesifik. IOC memilih daerah-daerah yang lebih kondusif untuk dilakukan olimpiade. Apalagi, kami sampaikan kepada mereka bahwa ini kesempatan untuk kali pertama olimpiade digelar di Asia Tenggara. Metode itu yang kami sampaikan ke IOC. Kami juga ingatkan bahwa ketika Bach datang ke penutupan Asian Games 2018 lalu, venue itu adalah yang digunakan pada saat pelaksaan Asian Games 1962 lalu. Jadi kami berusaha yakinkan bahwa Indonesia tahu betul cara menjaga "barang". Ini butuh komitmen bersama-sama dari seluruh masyarakat Indoensia, sebab ini cita-cita semua," imbuhnya.
Australia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat