kievskiy.org

Anggota Klub Harley Davidson Desak Pemerintah Izinkan Moge Masuk Tol, Singgung Biaya Pajak Selangit

Ilustrasi moge - Protes anggota Harley Davidson soal larangan moge masuk tol mendadak viral dan tuai kontroversi.
Ilustrasi moge - Protes anggota Harley Davidson soal larangan moge masuk tol mendadak viral dan tuai kontroversi. /Pixabay/MaxxGirr

PIKIRAN RAKYAT – Desakan salah satu anggota dari klub motor Harley Davinson, Ian Kumis agar pemerintah memberikan akses jalan tol bagi pengguna motor gede (moge) mendadak viral dan menuai kontroversi.

Dalam unggahan kanal YouTube Icha BigBike satu bulan lalu, Ian Kumis mewakili suara dan keresahan komunitas motor gede, yang dilarang pemerintah menggunakan jalan tol.

Lewat pernyataannya, Ian mendesak pemerintah mempertimbangkan lagi aturan terkait moge masuk tol, terutama dengan membandingkan kebijakan Indonesia dengan yang diterapkan di luar negeri.

“Kita beda sendiri dengan banyak negara, negara tetangga kita (misalnya), di mana mereka memperbolehkan moge maupun motor kecil masuk ke jalan tol. Kalau (terkait) alasan yang kita dapat selama ini alasan klasik,” ucap Ian Kumis, dilansir Kamis, 12 Januari 2023.

Baca Juga: Tak Ingin Kecewakan Masyarakat Soal Tragedi Kanjuruhan, Moeldoko: Penuntasan Kasus Ini Harus Benar-Benar Jalan

Dia melanjutkan, jika alasan yang melatarbelakangi adalah kondisi jalan yang tidak memadai, menurut Ian itu klise, sebab dia sering mendapati laporan bahwa ada anggota Polisi dan TNI, punya izin untuk mengakses tol dengan motor mereka.

Lebih lanjut, Ian Kumis menyebutkan bahwa fasilitas yang diberikan pemerintah pada komunitas moge sangat jomplang dengan kontribusi yang mereka berikan.

“Masalahnya selama ini yang saya perhatikan regulasinya yang tidak mau dibikin, padahal kontribusinya besar misalnya pajak yang kita bayarkan lumayan besar. Sementara fasilitas yang kita dapatkan, sangat kecil,” ujarnya.

“Kita hanya diperbolehkan menggunakan jalan arteri. Berbanding terbalik antara kontribusi dengan fasilitas yang kita dapat. Menurut kami itu sebuah diskriminasi,” katanya lagi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat