kievskiy.org

Daihatsu Hentikan Produksi Buntut Skandal Uji Keselamatan Palsu, 9.000 Karyawan Terdampak

LOGO Daihatsu
LOGO Daihatsu /Reuters Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Daihatsu menghentikan produksi di pabrik domestik di Jepang untuk sementara waktu, buntut dari skandal pemalsuan uji keselamatan. Produksi saat ini akan ditangguhkan di pabrik-pabriknya di seluruh Jepang hingga setidaknya akhir Januari 2024.

Keputusan penghentian produksi itu mempengaruhi 9.000 pekerja dan lebih dari 8.000 pemasok. Daihatsu memproduksi sekitar 870.000 kendaraan di Jepang tahun lalu, rantai pasokan senilai sekitar 2,2 triliun yen (Rp240 triliun).

Daihatsu, yang didirikan di Osaka pada tahun 1907 dan diambil alih oleh Toyota pada 1967, saat ini sedang bernegosiasi dengan serikat pekerja dan pemasok mengenai kompensasi, sementara produksi tetap ditangguhkan.

Meskipun mobil Jepang dikenal karena keamanan dan keandalannya, industri ini telah dilanda banyak skandal selama bertahun-tahun. Pada 2004, Mitsubishi Motors akhirnya mengaku menutupi cacat pada kendaraannya sejak 197, setelah sebagian mengakui masalah terkait empat tahun sebelumnya.

Masalah serupa kemudian muncul di anak perusahaannya Fuso Truck and Bus dalam apa yang menjadi salah satu skandal perusahaan terburuk di Jepang. Nissan, Suzuki, Mazda, Subaru dan Yamaha Motors semuanya terlibat dalam inspeksi dan skandal perusakan data antara 2017 dan 2018.

Perusahaan induk Daihatsu, Toyota, membayar rekor penyelesaian 1,2 miliar dolar AS (Rp18,4 triliun) kepada Departemen Kehakiman AS pada 2014 atas serangkaian klaim tentang pedal akselerator dan kecelakaan berikutnya. Tidak ada kesalahan mekanis yang pernah ditemukan meskipun banyak penyelidikan dan kesalahan pengemudi tetap menjadi penjelasan yang paling mungkin untuk kecelakaan yang terjadi.

Palsukan Uji Keselamatan Selama 30 Tahun

Perusahaan pembuat mobil Jepang, Daihatsu diguncang skandal besar terkait pemalsuan uji keselamatan. Anak perusahaan Toyota itu terbukti memalsukan uji keselamatan terhadap 64 model selama lebih dari tiga dekade atau 30 tahun.

Masalah tes tabrak palsu pertama kali terungkap pada April 2023. Pada saat itu, Daihatsu mengakui telah memanipulasi data pada empat model yang diproduksi di Thailand dan Malaysia dari 2022 sampai 2023.

Perusahaan sejak itu mengakui bahwa masalah serupa telah terjadi di hampir seluruh proses produksinya. Penyelidikan internal pun menemukan data palsu sudah ada sejak tahun 1989.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat