kievskiy.org

Dua Tahun Tanpa Meja, Siswa SMK N 4 Banjar 'Ngampar'

SISWA SMKN 4 Banjar di Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar tengah serius menerima pelajaran, Selasa (6/10/2015). Siswa di sekolah tersebut terpaksa belajar di lantai atau ngampar, akibat tidak memiliki meja dan kursi belajar.
SISWA SMKN 4 Banjar di Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar tengah serius menerima pelajaran, Selasa (6/10/2015). Siswa di sekolah tersebut terpaksa belajar di lantai atau ngampar, akibat tidak memiliki meja dan kursi belajar.

BANJAR, (PRLM).- Siswa Sekolah Menengah Kejuruan negeri (SMKN) 4 Banjar di Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar terpaksa mengikuti proses belajar mengajar dengan duduk di lantai atau 'ngampar'. Belajar sambil 'ngampar' itu berlangsung 2 tahun, sejak usulan pihak sekolah mengenai kelengkapan meja dan kursi diajukan namun sampai saat ini belum dikabulkan. Pantauan di SMKN 4 yang berada di sisi jalan utama Kota Banjar - Kabupaten Pangandaran , Selasa (6/10/2015) , saat proses belajar mengajar, siswa di lantai. Ada siswa yang duduk bersila atau bersimpuh, sedangkan beberapa lainnya sembari tiduran menyimak pelajaran. Siswa lainnya duduk dengan bersandar tembok, memangku buku pelajaran. Karena tidak ada meja dan kursi, ruangan terlihat kosong, karena siswa lebih banyak berkumpul di bagian depan, lebih dekat dengan guru. Karena duduk di lantai, mereka kesulitan ketika harus menulis. Mereka harus membungkukkan badan saat menulis. Sedangkan yang tiduran di lantai, terlihat lebih nyaman. "Pertama memang sulit, akan tetapi sekarang sudah mulai biasa. Sebenarnya lebih enak ada meja dan kursi, akan tetapi kami juga menyadari kondisi sekolah," tutur Rinda, siswa kelas X. Dia mengaku tidak mengeluh dengan keadaan tersebut. Bahkan, Rinda mengaku saat ini lebih senang di lantai, alasannya karena bisa "lebih akrab" dengan teman dan guru. Meski demikian, Rinda yang mengambil Jurusan Tata Boga berharap pemerintah Kota Banjar segera melihat langsung kondisi di SMK N 4. "Kami punya rasa kebersamaan lebih, karena jarak dengan teman lebih dekat karena tidak dibatasi oleh meja dan kursi. Kalau boleh berharap pemerintah juga melihat ke sekolah," tuturnya. Berkenaan dengan tidak adanya meja dan kursi, Kepala SMKN 4 Banjar, Dede Ruslianto mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Pihaknya sudah mengajukan permohonan kelengkapan ruang kelas sejak 2 tahun lalu. "Kami sudah mengajukan permohonan meubelair, akan tetapi belum dapat. Mungkin karena ada prioritas lain yang dianggap lebih penting, sehingga meja dan kursi ditunda. Saat melihat siswa belajar, saya merasa prihatin, akan tetapi mau bagaimana lagi, " ujarnya. Dia mengatakan bahwa SMKN 4 banjar yang berdiri sejak tahun 2012, saat ini memiliki 587 siswa, berasal dari Kota Banjar dan Ciamis. Sekolah yang memiliki 4 jurusan yakni Jurusan Teknik Komputer Jaringan, Jurusan Tata Boga, Jurusan Administrasi perkantoran dan Jurusan teknik Sepeda Motor, dibagi dalam 18 rombongan belajar (rombel). "Saat ini ada 12 ruang kelas teori. Kami memanfaatkan satu ruang kelas sebagai ruang guru. Saat mengajukan ruang kelas baru, juga menyertakan kebutuhan meja kursi siswa," kata DedeRuslianto. Terpisah Anggota Komisi 3 DPRD Kota Banjar, Budi Sutrisno dan Mujamil menegaku prihatin dengan kondisi yang ada di sekolah tersebut. Keduanya menyatakan ironis masih ada kondisi seperti itu di Kota Banjar. "Ironis dan memerihatinkan. Bagaimana siswa bisa belajar dengan nyaman tanpa ada meja dan kursi. Mestinya saat pembangunan tidak hanya gedung, akan tetapi sekaligus kelengkapannya," tutur Budi Sutrisno. (nurhandoko wiyoso/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat