kievskiy.org

Siswa SMP Islam Gunakan SDN Nunuk untuk Belajar

SEJUMLAH siswa sedang belajar di halaman musala SMP Islam Nunuk di Blok Cirelek, Desa Nunuk, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Mereka belajar di halaman setelah sekolah mereka tersapu banjir.*
SEJUMLAH siswa sedang belajar di halaman musala SMP Islam Nunuk di Blok Cirelek, Desa Nunuk, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Mereka belajar di halaman setelah sekolah mereka tersapu banjir.*

MAJALENGKA,(PRLM).- Siswa SMP Islam Nunuk yang sekolahnya terseret banjir akhirnya bisa belajar di Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nunuk dengan status hak guna pakai, hingga pihak SMP memiliki bangunan baru yang bisa mencukupi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Keputusan ini diambil setelah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka Iman Pramudya dan sejumlah stafnya antara lain Kabid Dikdas, Kabid Sapras dan Kepala UPTD TK SD Maja, berkunjung ke lokasi bencana dan melakukan pemetaan dua komplek SD Nunuk yang sekolahnya kini sudah dimerjer. Menurut Iman, gedung SMP Islam Nunuk tidak memungkinkan lagi untuk dihuni karena selain kurangnya ruangan kelas juga kelas lainnya sudah terancam tergerus air sungai Cisuluheun. Sementara kegiatan belajar mengajar siswa harus terus berlanjut tanpa terganggu sekolahnya rusak. “Kebetulan di Nunuk ini ada dua gedung Sekolah Dasar yang sudah dimerjer, hanya saja ada beberapa kelas yang gemuk sehingga muridnya tidak bisa belajar di satu komplek sekolah butuh ruang kelas lagi dan ukurannya luas, makanya gedung SD tidak bisa seluruhnya dipergunakan kegiatan belajar oleh SMP,” ungkap Iman. SMP Islam diberikan 4 lokal ruang kelas termasuk ruang kerja guru, sehingga mulai Kamis para siswa sudah bisa mulai belajar di gedung SD dan memanfaatkan fasilitas Sekolah Dasar. Untuk sementara ini, menurut Iman, pemerintah Kabupaten Majalengka tidak mungkin membangun gedung baru untuk SMP karena anggaran yang tidak meungkinkan. Namun demikian pihaknya akan segera mengajukan usulan melalui dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Barat atau Pemerintah Pusat, karena status sekolah adalah sekolah swasta. Kepala SMP Islam Nunuk Jaja Sujai mengaku bersyukur ada solusi untuk siswanya belajar meskipun tidak semua siswa bisa tertampung sesuai rombongan belajar, karena jumlah rombongan belajar mencapai 5 rombel sementara ruang kelas yang ada 4 ruangan sehingga harus ada dua rombel yang dipaksakan satu ruangan dengan cara berdesakan, karena jumlah siswanya mencapai 46 orang. Bila sekolah siang juga tidak memungkinkan karena musim penghujan sementara ada sejumlah siswa yang harus berjalan kaki hingga berkilo-kilo meter dari rumahnya menyusuri hutan. Jaja mengaku pihaknya bersama guru-guru dan siswa akan segera merapikan seluruh aset milik SMP agar aman dari jangkauan orang tidak bertanggung jawab, aman dari ancaman banjir dan lain-lain karena sekolah akan ditinggalkan. Jarak gedung Sekolah SMP dengan gedung Sekolah Dasar sendiri mencapai kurang lebih 2 km. Hanya menurut Jaja, selama masih ada ruang kelas yang aman, dua ruang kelas SMP kemungkinan masih akan dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar Sekolah Madrasah Diniyah, karena selama ini MD memanfaatkan gedung SMP. “Yang terpenting sekarang siswa bisa belajar di ruang kelas walaupun mungkin satu kelas harus berpisah tempatnya. Kami juga harus mengamankan barang-barang yang menjadi aset sekolah karena akan ditinggalkan,” kata Jaja.(Tati Purnawati-Kabar Cirebon/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat