kievskiy.org

Inovator Perempuan Indonesia Ikuti Kompetisi Intel ISEF di AS

JAKARTA, (PR).– Ikon emansipasi perempuan Indonesia Raden Ajeng Kartini telah lama wafat namun kegigihannya dalam membela hak perempuan untuk pendidikan layak terus menginspirasi generasi selanjutnya. Semangat Kartini telah menginspirasi perempuan muda Indonesia untuk meraih hasil tertinggi dalam pendidikan, termasuk di bidang sains, teknologi, enjinering, dan matematika (STEM). Semangat ini juga telah mengilhami enam pelajar perempuan yang memenangkan kompetisi sains Indonesia yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Enam pelajar perempuan tersebut -bersama enam pelajar laki-laki- akan mewakili Indonesia dalam Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2016 di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, pada 8-13 Mei 2016 mendatang. "Intel memiliki komitmen global bagi para perempuan di seluruh dunia, dan selalu berupaya untuk memberdayakan perempuan dan anak-anak perempuan dengan mempromosikan peluang kesetaraan gender agar mereka dapat berpartisipasi dan berhasil dalam ekonomi global," kata Rini F. Hasbi, Marketing Director Intel Indonesia, di Jakarta, Senin 2 Mei 2016. Intel ISEF adalah kompetisi sains internasional untuk pelajar terbesar dunia, sebagai forum tahunan bagi lebih dari 1.700 pelajar SMA dari lebih 75 negara dari seluruh dunia. Pada acara ini, para inovator muda berbagi ide, memamerkan riset mutakhir, dan berkompetisi untuk memperebutkan lebih dari 5 juta dolar AS dalam bentuk penghargaan dan beasiswa. Setiap tahun, sekitar 7 juta pelajar SMA di seluruh dunia mengembangkan proyek-proyek riset orisinal dan mempresentasikan karya mereka di kompetisi sains lokal agar bisa mengikuti Intel ISEF. Hanya yang terbaik dan paling cemerlang yang diundang untuk berpartisipasi dalam perayaan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika selama seminggu ini. Menurut dia, pihaknya mendorong pelajar di Indonesia, baik perempuan dan laki-laki untuk berkompetisi di tingkat internasional dalam bidang STEM. Intel mendukung semangat generasi muda untuk mempelajari STEM untuk ekonomi global dan masa depan dunia Tahun ini, Indonesia akan diwakili oleh 12 pelajar SMA yang terdiri dari: 1. Quinita Maria Jose Noronha dan Sepvina Mutikasari (SMA Negeri 3 Yogyakarta), dengan karyanya berjudul Money Detector Glasses For Helping Blind People in Recognizing Nominal Value Of Money. Penelitian ini bertujuan untuk membuat perangkat yang dapat membantu kaum tuna netra mengetahui nilai dari selembar uang. 2. Ni Putu Intan Apsari dan Cok Laksmi Pradna Paramita (SMA Negeri 3 Denpasar), dengan karyanya berjudul Evaluation Of Utilisation Melosira sp., Navicula sp., Nitszchia sp. In Bali and Lombok Sea as A Source Of Antibiotic. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas antibakteri dari fitoplankton laut dan menandai metabolite sekunder yang terkandung dalam ekstrak metanol. 3. Kartika Puspitasari dan Bagas Aditya (SMA Negeri 6 Yogyakarta), dengan karyanya berjudul The potency of natural mahogany extract for maintaining the cleanliness of rocks: A case study of Indonesian temple rocks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak mahoni sebagai agen penghapusan lumut di bebatuan. 4. Millah Khoirul Mu'azzah dan Chabib Fachry Albab (SMA Negeri 2 Lamongan), dengan karyanya berjudul Unravelling The Life of Javan Lapwing (Vanellus Macropterus) in East Java, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan eksistensi dari Trulek Jawa (Vanellus macropterus), mempelajari karakteristik habitat Trulek Jawa (Vanellus macropterus), dan peta distribusi habitat Trulek Jawa di Provinsi Jawa Timur. 5. Aristo Kevin Ardyaneira Pratama dan Maulana Imam Septyo Putro (SMA Negeri 3 Semarang), dengan karyanya berjudul Development of High Corrosion Resistant Zn/Zn-PP Composite Coating. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pelapis komposit dari lapisan dalam Zn dan lapisan luar Zn-PP, memanfaatkan limbah PP, pada baja karbon rendah dengan menggunakan elektroplating dan metode semprot sederhana, masing-masing untuk penggantian Cd. 6. Jerome Adriel Tjiptadi dan Edwin Julianto (SMA Santa Laurensia Jakarta), dengan karyanya berjudul Anti-Pollution Mask Of Sansevieria Trifasciata Extract. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan masker yang mengandung ekstrak glikosida pregnane dari daun Sansevieria trifasciata sebagai penyerap gas polutan berbahaya. Inovator muda Indonesia telah berpartisipasi pada Intel ISEF selama lima tahun terakhir dan sejak Intel ISEF 2012, mereka telah mencatatkan prestasinya pada kompetisi tersebut setiap tahunnya. Pada Intel ISEF 2012, Muhammad Luthfi Nurfakhri dari SMA Negeri 1 Bogor berhasil meraih Third Award untuk proyeknya yang berjudul 'Digital Leaf Color Chart'. Sementara pada ISEF 2013, Jovita Nathania, Rosinta Handinata, dan Maria Christina Yolenta Lestari dari SMA Tarsisius 1 Jakarta juga meraih penghargaan serupa dengan proyeknya berjudul 'Having Fun Learning about Coral'. Kemudian pada Intel ISEF 2014, Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma Putri dari SMA Negeri 2 Sekayu, Sumatera Selatan memenangkan Development Focus Award dari USAID dan Third Award untuk proyek mereka yang berjudul ‘Green Refrigerant Box’. Pada Intel ISEF 2015, Luca Cada Lora dan Galih Ramadhan dari SMA Negeri 1 Surakarta berhasil meraih Fourth Award dengan proyek mereka yang berjudul ’Packed VolcASH: An Inorganic Nature of Heavy Metals Adsorbent’. Selain mereka berdua, I Dewa Ary Palguna dan I Kadek Sudiarsana dari SMAN Bali Mandara Singaraja, juga meraih penghargaan yang sama dengan proyeknya berjudul ’The Motifs Development of Gringsing Sarong’. Intel berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia Rini menjelaskan bahwa Intel ISEF adalah kesempatan yang baik bagi pelajar untuk berbagi ide dengan peserta lainnya dan menampilkan proyek-proyek inovatif di tingkat dunia. Di Indonesia, Intel bekerjasama dengan LIPI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang mengadakan kompetisi sains di tingkat nasional. “Keahlian dalam bidang sains, teknologi, enjinering, dan matematika adalah penting dimiliki para pelajar Indonesia agar mereka bisa menjadi kompetitif di masa depan. Intel berkomitmen untuk terus meningkatkan pendidikan di Indonesia melalui partisipasi aktif dalam program-program pendidikan dan menyediakan akses ke teknologi yang memungkinkan munculnya inovator masa depan,” pungkas Rini.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat