kievskiy.org

UNS Latih Mahasiswa Kembangkan Potensi Penalaran

SOLO, (PR).- Mahasiswa sebagai intelektual muda memerlukan pemacu agar mampu mengembangkan potensi penalarannya, sehingga dapat meningkatkan daya pemikirannya sampai ke tingkat internasional. Dalam kaitan itu, para mahasiswa Indonesia harus memiliki bekal kemampuan dan keterampilan yang bersifat keras maupun lunak yang disebut hard skill dan soft skill. Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr. Sutopo, menyatakan itu kepada "PR", di sela Lokakarya Pengembangan Potensi Penalaran Mahasiswa", Sabtu 4 Juni 2016. Lokakarya yang baru pertama kali itu, diikuti 100 mahasiswa dari berbagai fakultas, agar para mahasiswa menemukan pemikiran dan gagasan aktual yang dapat diangkat ke forum internasional. "Kami mengamati setiap mahasiswa sudah punya potensi penalaran. Tetapi banyak yang tidak tahu bahwa mereka memiliki kemampuan, sehingga pemikiran dan gagasannya tidak dituangkan dalam karya ilmiah dan dipresentasikan di forum internasional," jelasnya. Dr. Sutopo mengungkapkan, melalui lokakarya kali ini ke-100 mahasiswa pesertanya dibekali dengan berbagai keahlian, terutama dalam membuat karya ilmiah dan membuat proposal untuk penawaran ke forum-forum internasional. Dia yakin, dengan bekal tersebut potensi penalaran mahasiswa akan berkembang dan kemampuannya dalam menemukan pemikiran yang dapat dipresentasikan di forum internasional akan meningkat. Menurut Wakil Dekan Fisip itu, pemikiran dan gagasan orisinal yang bisa diterima di forum internasional tidak selalu berupa hal-hal yang besar. Sebab, di forum ilmiah internasional banyak isu lokal namun merupakan hasil pemikiran rasional dan terkait dengan masalah-masalah internasional memiliki daya tarik besar di kalangan akademisi mancanegara. "Lokakarya ini tidak terkait dengan hasil penelitian dan jurnal internasional. Tetapi mahasiswa dilatih menghasilkan paper yang bisa diterima di pertemuan ilmiah internasional. Itu sebabnya materi pelatihan meliputi cara menemukan masalah-masalah aktual, metodologi penyusunan dan penulisannya, serta bahasa ilmiah yang dipahami secara internaasional," tandasnya. Dia menambahkan, sasaran dari lokakarya adalah agar pengalaman mahasiswa di forum internasional bertambah. Pengalaman itu kelak dapat dimanfaatkan untuk memasuki persaingan pasar kerja yang makin ketat setelah para mahasiswa itu lulus. Para mahasiswa peserta lokakarya menurut Dr. Sutopo, selain berasal dari program sarjana S-1 juga berasal dari program D-III. Dari 100 mahasiswa peserta lokakarya, dia menargetkan setidaknya 13 mahasiswa berhasil meloloskan papernya, baik yang bersifat kompetitif maupun partisipatif, dan karyanya dipresentasikan di forum internasional. Ke-13 mahasiswa tersebut dijanjikan bantuan biaya dari UNS untuk mempresentasikan karyanya di forum internasional, karena UNS melihat banyak mahasiswa punya potensi besar namun terkendala dana.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat