kievskiy.org

Kemenristek Dikti Siapkan Program Magister Khusus STP

DIREKTUR Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Pendidikan Tinggi Patdono Suwignjo  (tengah) memberikan keterangan pers seusai membuka Workshop Pengembangan Science Techno Park (STP) di Hotel Kusuma Sahid Prince, Solo, Senin, 8 Agustus 2016. Rencana pemerintah untuk mengembangkan STP terkendala minimnya tenaga yang kompeten untuk pengoperasian STP.*
DIREKTUR Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Pendidikan Tinggi Patdono Suwignjo (tengah) memberikan keterangan pers seusai membuka Workshop Pengembangan Science Techno Park (STP) di Hotel Kusuma Sahid Prince, Solo, Senin, 8 Agustus 2016. Rencana pemerintah untuk mengembangkan STP terkendala minimnya tenaga yang kompeten untuk pengoperasian STP.*

SOLO,(PR).- Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyiapkan program magister (S2) khusus Science Techno Park (STP). Program tersebut merupakan salah satu upaya penyiapan sumber daya manusia yang kompeten untuk pengoperasian STP. Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Pendidikan Tingi, Kemenristek Dikti, Patdono Suwignjo menjelaskan pihaknya bekerjasama dengan National Cheng Kung University Taiwan, yang bersedia memfasilitasi program studi magister khusus untuk Science Techno Park. "Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan STP adalah, bring the competent people. Karena itu kami melakukan persiapan jangka panjang, yakni mendidik mereka yang memiliki kompetensi di level magister khusus bidang STP," ujarnya seusai membuka Workshop Pengembangan STP Sebagai Wadah Komersialisasi Teknologi Untuk Peningkatan Daya Saing dan Perekonomian Nasional, di Hotel Kusuma Sahid Prince, Solo, Senin, 8 Agustus 2016. Program tersebut rencananya dimulai tahun 2016 ini, dengan kuota sebanyak 20-30 orang untuk mendapatkan beasiswa magister khusus STP tersebut. Peserta, menurut Patdono, merupakan berasal dari pemerintah daerah, maupun peneliti dari Science Techno Park. Program tersebut nantinya akan dilaksanakan berkelanjutan setiap tahunnya hingga tahun 2019 mendatang. Sehingga nantinya ketika STP yang tengah dikembangkan sudah mulai siap untuk mendukung hilirisasi hasil penelitian, Indonesia sudah memiliki tenaga ahli yang kompeten mengelola STP. "Kenapa kami bekerjasama dengan Taiwan dalam hal ini, karena mereka saat ini tengah memiliki Southbound Policy, yakni kebijakan untuk melihat ke negara-negara di kawasan selatan. Dan salah satu prioritas mereka adalah Indonesia. Karena itu kami manfaatkan kesempatan ini," ucapnya. Diberitakan sebelumnya, rencana pemerintah dalam program pembangunan dan pengembangan Science Techno Park (STP) terkendala minimnya tenaga ahli untuk pengoprasian STP. Belum berpengalamannya Indonesia dalam pembangunan STP seperti di negara maju, harus didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengoprasian STP yang digadang-gadang sebagai program prioritas era presiden Joko Widodo. Adapun workshop pengembangan STP yang berlangsung di Solo tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 2016. Workshop diikuti berbagai stakeholder pengembangan STP, dimana mereka saling berbagi pemahaman dan pengalaman terkait model, strategi, implementasi hingga operasionalisasi pengembangan STP. Acara puncak Harteknas berlangsung pada Rabu, 10 Agustus 2016 mendatang.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat