kievskiy.org

Kultur Pendidikan Harus Diubah

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat memberi sambutan dalam acara “Visiting World Class Professor” di Auditorium Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Jakarta, Senin 19 Desember 2016.*
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat memberi sambutan dalam acara “Visiting World Class Professor” di Auditorium Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Jakarta, Senin 19 Desember 2016.*

JAKARTA, (PR).- Mental dan disiplin yang rendah membuat kualitas pendidikan Indonesia sangat sulit bersaing di kancah dunia. Kendati memiliki sekitar 5000 profesor dan 31.000 lektor utama, hingga saat ini hanya ada dua perguruan tinggi nasional yang masuk dalam jajaran 500 kampus terbaik di dunia.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengatakan, kultur pendidikan menjadi hal utama yang harus diubah jika Indonesia ingin menjadi negara maju. Menurut dia, Indonesia juga harus bisa mengikuti perkembangan sains yang dinamis sehingga bisa terlepas dari ketergantungan pada teknologi yang diciptakan negara lain.

“Kenapa kita susah masuk kelas dunia? Apa yang salah padahal kita banyak profesor hebat? Masalah kita ada di kultur pendidikan. Mental. Ini yang harus diubah terlebih dahulu,” ujar JK saat memberi sambutan dalam acara “Visiting World Class Professor” di Auditorium Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Jakarta, Senin 19 Desember 2016.

Ia menegaskan, tidak ada negara di dunia ini yang tidak maju karena ilmu pengetahuan dan teknologi. Iptek bergerak sangat dinamis dan berkembang luar biasa pada segala disiplin ilmu. 

“Dan ilmu-ilmu tersebut berasal dari perguruan tinggi, yang juga melakukan riset. Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu riset dan pendidikan di Indonesia, tapi kalau kultur pendidikannya tak berubah jadi susah,” katanya.

Ia mengatakan, kembalinya sebanyak 45 profesor kelas dunia asal Indonesia yang sudah puluhan tahun berkarir di negara-negara maju harus menjadi momentum untuk membangun kembali semangat pendidikan yang baik dan jujur. 

Para profesor itu bisa menjembatani kebutuhan pendidikan nasional. “Pengalaman para ilmuwan dari luar negeri yang datang ini harus digabungkan dengan praktek di dalam negeri. Pemerintah sangat menghargai kerjasama ini. Program ini dapat menggali masalah dasar secara keilmuan di masing-masing bidang, pada tahun yang akan datang saya harap menjadi kemajuan bagi bangsa ini," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat