kievskiy.org

2.844 Siswa Yatim Piatu Jabodetabek Terima KIP

JAKARTA, (PR).- Pemerintah mendistribusikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 2.844 siswa yatim piatu di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Secara simbolis, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mulai memberikan kartu untuk siswa berusia 6-21 tahun tersebut kepada lima siswa dari Tangerang dan Tangerang Selatan pada pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2017, Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, Kamis, 26 Januari 2017. KIP untuk anak yatim piatu itu secara bertahap akan diberikan kepada sebanyak 2.844 siswa dari 309 sekolah, yakni kepada 909 siswa sekolah dasar, 992 siswa sekolah menengah pertama, 223 siswa sekolah menengah atas, 628 siswa sekolah menengah kejuruan dan dua siswa sekolah luar biasa serta 90 siswa program kejar paket. “ Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap penyerahan KIP berjalan lancar karena identitas siswa yatim piatu sebagai penerima sudah jelas tertera pada kartu tersebut. “Kami yakin tidak akan ada masalah besar yang dihadapi pemerintah dalam mendistribusikan KIP untuk anak yatim piatu ini, nama dan alamat penerima sudah tertera di setiap panti asuhan,” ujar Muhadjir. Ia menjelaskan, KIP merupakan program prioritas pemerintah untuk memperluas jangkauan layanan pendidikan terutama bagi anak dari keluarga miskin. Menurut dia, KIP menjamin anak yatim mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah atau program wajib belajar 12 tahun. KIP akan mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi. “KIP ini untuk menarik anak usia sekolah yang tidak bersekolah agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah atau sanggar kegiatan belajar,” ujarnya. Penyerahan KIP dilakukan secara simbolis di antaranya kepada Siti Saiyah dan Fahrul Roji dari SDN Tangerang 19, Ali Ridwan Adeputra dan Junah dari SMPN 1 Tangerang Selatan, dan Siti Sarifah dari SMA Islam Asy Syif dan Muhammad Lutfi dari SLBN 7 Jakarta dan Ervista dari SLB Nusantara. Muhadjir mengatakan, KIP sebagai upaya dari pemerintah untuk membangun pendidikan dan kebudayaan yang merata, berkeadilan dan berkualitas. “Pada tahun 2017 sasaran KIP ditargetkan sejumlah 17,9 juta siswa dari keluarga miskin termasuk peserta didik yatim piatu dari sekolah/panti sosial/panti asuhan,” katanya. Ia menyatakan, terdapat 158.933 anak yatim piatu yang menerima KIP dari 896.781 anak yatim piatu di tahun 2016. Ia menjamin, sebanyak 736.848 anak yatim piatu yang belum mendapatkan KIP pada tahun lalu dipastikan akan mendapatkan manfaat dana program ini. Dalam menentukan siswa yang berhak mendapat KIP, Kemendikbud menggunakan basis data pokok pendidikan (Dapodik) per Desember 2016. Dalam data tersebut, diperkirakan ada sebanyak 896.000 siswa yatim yang mendapatkan KIP. Muhadjir mengatakan, penerima KIP adalah anak yatim piatu yang berada di panti asuhan dan di luar panti asuhan dan dari golongan tidak mampu. “Anak yatim piatu yang ternyata kaya ada banyak dan mereka tidak akan menerima KIP,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menegaskan. Selain memberikan KIP, dalam rembuk nasional yang diselenggarakan selama tiga hari di Pudiklat Kemendikbud, Depok, itu juga akan membahas tiga isu penting, yakni peningkatan pemerataan layanan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, penguatan tata kelola pendidikan dan kebudayaan. Peserta rembuk nasinal berasal dari internal Kemendikbud, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi seluruh Indonesia, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kab/kota se-Indonesia, unsur Organisasi Guru, UPT Kebudayaan, Lembaga Sensor Film, Dewan Kesenian Provinsi, dan para pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan lainnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat