kievskiy.org

Netty Heryawan: Orangtua Perlu Dampingi Anak Membaca Buku

BEREDARNYA buku cerita anak "Aku Berani Tidur Sendiri", sebuah judul dari seri “Aku Belajar Mengendalikan Diri”, yang diterbitkan Penerbit Tiga Ananda (lini Penerbit Tiga Serangkai) telah memancing reaksi masyarakat luas. Bunda Literasi Jawa Barat Netty Heryawan menilai, penerbit perlu berhati-hati dalam meluncurkan buku. Terlebih buku yang membahas edukasi kesehatan reproduksi dengan mempertimbangkan. Perlu dipertimbangkan dampaknya karena tidak semua buku aman bagi kelompok usia tertentu.

Ia mengatakan, ketika judul buku bombastis akan membuat seseorang penasaran dan terdorong untuk membeli. “Nah kalau sesuatu sudah menjadi benda publik, ada di ruang publik ada di toko buku, di perpustakaan ini kan tentu tidak bisa kita kendalikan. Maka ada baiknya para penulis ini berkonsultasi dengan psikolog saat akan menuliskan tema tentang alat reproduksi,” kata Netty di Gedung Sate, Selasa, 21 Februari 2017.

Walaupun menurut penulis buku ini sebagai upaya melindungi anak-anak dari kejahatan seksual, namun kata-kata yang eksplisit cukup meresahkan masyarakat. Buku ini dikhawatirkan akan memberikan contoh tidak baik untuk anak ketika orang tua lengah karena menganggap sebagai buku cerita biasa.

“Saya pikir ini tentu harus dipilah mana yang memang bisa diberikan dalam bentuk tulisan dalam buku, mana yang harus dilakukan secara langsung oleh ahlinya baik guru BK maupun psikolog atau konselor,” ungkap Netty.

Menurut Netty, pihak sekolah sebagai lembaga yang berinteraksi dengan pelajar juga harus cermat melihat tumbuh kembang anak di sekolah. “Karena itulah yang kemudian menutupi ruang kosong atau celah-celah yang tidak dilakukan keluarga di rumah,” lanjutnya.

Ia mengatakan, yang boleh ada dalam buku seharusnya yang bersifat umum dan universial saja. Misalnya, secara umum pembagian dan penamaan alat reproduksi bagi laki-laki dan perempuan. Termasuk dalam pembelajaran biologi, dijelaskan bagaimana terjadinya pembuahan sehingga ilmu yang diperoleh tidak setengah-setengah.

“Bagi anak-anak yang menjelang dewasa atau yang sudah mengalami dewasa tentu harus menjaga pergaulan secara baik harus memilih teman yang baik dan memilih kegiatan yang positif,” katanya.

Kepada orangtua, Netty mengingatkan agar jangan lagi tabu mengajarkan edukasi seks bagi anak-anak. Edukasi itu mempertimbangkan usia anak dan kedewasaan berpikir bagaimana anak mampu menganalisa. Edukasi seks ini harus dilakukan dengan pendampingan orangtua. Sebab ada istilah-istilah yang kalau tidak dijelaskan secara langsung, benar, dan tepat justru nantinya akan menjadi bumerang.*

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat