JAKARTA, (PR).- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mewacanakan penggabungan fakultas yang dianggap memiliki latar keilmuan serumpun. Hal tersebut dilakukan untuk menghemat biaya operasional kampus.
Penggabungan fakultas juga diklaim bisa meningkatkan kualitas dosen dan lulusan mahasiswa. Pengabungan tersebut berlaku bagi perguruan tinggi negeri atau pun swasta
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, dengan perkembangan teknologi dan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan lapangan pekerjaan, restrukturisasi perguruan tinggi harus terus dilakukan. Menurut dia, rektor atau direktur yang siap menggabungkan sejumlah fakultas menjadi satu akan mendapat apresiasi dan dukungan dana lebih dari pemerintah.
"Saya sudah mengeluarkan surat edaran, kalau fakultas yang ada sekarang terlalu banyak. Bisa nggak nanti fakultas di setiap kampus itu hanya ada lima. Misalnya, satu fakultas di bidang kesehatan, di mana di bawah kesehatan ada pendidikan dokter, keperawatan, psikologi," kata Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Jumat, 3 November 2017.
Ia menjelaskan, fakultas teknik dan MIPA bisa disatukan menjadi fakultas sains dan teknologi. Pasalnya, ilmu yang dipelajari dari dua fakultas tersebut beririsan.
Menurut dia, penggabungan fakultas juga akan mengubah struktur kebutuhan dosen di setiap jurusan. "Resources sharingnya akan jauh lebih baik," katanya.
Pada bidang sosial dan humaniora, ucap Nasir, bisa menggabungkan fakultas hukum, fakultas sosial dan ilmu politik (fisip), serta fakultas sastra dan budaya. Menurut dia, untuk fakultas perikanan, peternakan, kehutanan bisa bernaung di bawah fakultas agro teknologi.
"Nah kalau ini bisa dilakukan, ini bisa menghemat anggara berapa coba. Katakan fakultas sosial dan humaniora, lima fakultas jadi satu, berapa biaya yang bisa dihemat? Cukup banyak. Saya sudah minta pak sekjen dan dirjen kelembagaan untuk melanjutkan ini. Saya akan memberi penghargaan terhadap universitas yang berani melakukan ini," katanya.
Ia mengaku, penggabungan dan pembatasan fakultas juga akan mendorong banyak peneliti baru. Pasalnya, para dosen, terutama lektor kepala dan profesor tidak akan memiliki banyak waktu untuk meneliti ketimbang disibukan dengan jam mengajar dan menduduki jabatan struktural kampus.