YOGYAKARTA, (PR).- Pakar teknologi informasi (IT) Fathul Wahid, PhD ditetapkan sebagai rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta periode 2018-2022. Mantan dekan Fakultas Teknologi Industri tersebut mengungguli dua calon lainnya, Dr Suparman Marzuki dan Dr Widodo.
Pria kelahiran Kabupaten Jepara 44 tahun silam menjadi rektor termuda kedua dalam sejarah pemimpin universitas tertua di Indonesia tersebut. Sebelumnya, tekor termuda pertama adalah Prof KH Abdul Kahar Muzakkir (1945-1948) yang memimpin pada usia 38 tahun saat universitas tersebut masih bernama Sekolah Tinggi Islam (STI).
Saat diminta komentarnya, dia menyatakan siap memimpin UII. “Dengan membaca bismillahi tawakkalku alallah la haula wala quwwata illa billah, insya Allah saya siap menjalankan tugas,” kata dia saat dihubungi di Yogyakarta, Selasa, 27 Maret 2017.
Ayah dua anak tersebut memiliki jenjang pendidikan yang lengkap. Dia menempuh jenjang pendidikannya di beberapa kota, dimulai dari SDN Teluk Wetan III Welahan Jepara, Madrasah Diniyyah Awwaliyah Al-Ishlah, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kudusdan Madrasah Diniyyah Mu'awanatul Muslimin di Komplek Masjid Menara Kudus, Pondok Pesantren Roudlotul Muta'allimin, Jagalan, Kudus.
Kemudian, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Kemudian kuliah di Jurusan Manajemen Universitas Gadjah Mada (UGM). Tidak sampai menyelesaikan kuliah ekonomi, dia pindah kuliah dan meraih gelar sarjana dari Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung ITB) pada tahun 1997. Selanjutnya dia bergabung menjadi dosen muda di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sejak 1997.
Pendidian doktoralnya diraih dari program S3 Sistem Informasi, di University of Agder, Norwegia.
Ketua Penitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor Dr. M.Syamsudin, menyatakan penentuan rektor terpilih oleh Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII, Senin, 26 Maret 2018. Hasilnya Fathul Wahid ditetapkan sebagai rektor terpilih UII Periode 2018-2022.
Unggul setengah suara
Nama Fathul Wahid telah tersaring dalam pemilihan di Senat Universitas. Fathul Wahid mendapat 77 suara, disusul Suparman Marzuki meraih 37 suara, Widodo 10 suara dari sebanyak 156 anggota Senat Universitas.