kievskiy.org

Panlok SBMPTN Tasikmalaya Gandeng Polisi Antisipasi Kebocoran Soal

TASIKMALAYA,(PR).- Sub Panitia Lokal Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 Tasikmalaya meminta bantuan polisi dalam melakukan pengawasan terkait adanya kebocoran soal SBMPTN.  Ketua Panitia Subpanlok SBMPTN Bandung wilayah Tasikmalaya Slamet Usman Ismanto memastikan, kebocoran soal sudah diantisipasi dengan memperketat teknis ujian SBMPTN 2018 di Tasikmalaya.

“Sebenarnya memang sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya, tetapi antisipasi kemajuan teknologi juga perlu kita lakukan, ketika ada isu itu, kami pun minta bantuan ke polisi, kalau ada indikasi kea rah sana, kami minta segera ditindaklanjuti,” ujar Slamet Usman saat dijumpai di Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya, Selasa, 8 Mei 2018.

Slamet mengakui, isu kebocoran soal memang kerap terjadi. Terlebih saat ini soal ujian sudah mulai bisa dikerjakan melalui android dan komputer.

“Kalau teknologi memang sulit diprediksi, bahkan soal berbasis cetak juga kami antisipasi dengan memusnahkan lembaran soal setelah digunakan,” kata Slamet.

4.005 peserta rebut kursi di 6 PTN

Pada tahun 2018 ini, Subpanlok SBMPTN Bandung wilayah Tasikmalaya menerima sebanyak 4.005 pendaftar. Para peserta bisa memilih enam perguruan tinggi negeri di wilayah Jabar seperti Unsil, UIN, Unpad, ITB,dan ISBI.

Perinciannya, untuk kategori Saintek sebanyak 1.200 pendaftar, Soshum 2.200 dan campuran 600. Mayoritas peserta melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC), dan hanya 100 peserta yang mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

“Untuk UTBK memang kita lihat dari kelengkapan sarana dan prasarana dan, kehandalan listriknya. Sejak awal memang UTBK di Tasikmalaya hanya 100 peserta. Kalau ujian berbasis android belum bisa dilaksanakan di Tasikmalaya, baru di Bandung, ”  ucap Slamet.

Terkait kuota sendiri, Slamet menyebut tidak ada penambahan kuota pendaftar di wilayah Tasikmalaya. Sejak tahun lalui, kuota pendaftar SBMPTN hanya sekitar 4000.

“Sebetulnya bisa saja ditambah, tetapi kalau  jumlah banyak belum berani, karena lihat dari sarananya juga,” ujar Slamet.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat