kievskiy.org

DAK Pendidikan Cianjur Berkurang, Sulit Atasai Ketertinggalan

PLT Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Oting Zaenal Mutaqqin menyatakan potongan DAK pendidikan Cianjur cukup menghambat percepatan pendidikan di daerah tersebut karena besaran dana yang kurang dari kebutuhan.*/SHOFIRA HANAN/PR
PLT Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Oting Zaenal Mutaqqin menyatakan potongan DAK pendidikan Cianjur cukup menghambat percepatan pendidikan di daerah tersebut karena besaran dana yang kurang dari kebutuhan.*/SHOFIRA HANAN/PR

CIANJUR, (PR).- Aliran Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan Kabupaten Cianjur dipangkas hingga 50 persen. Beberapa pihak menyangkutpautkan pemangkasan tersebut, dengan kasus operasi tangkap tangan (OTT) Bupati Cianjur Irvan Rivano Muchtar, meskipun hal itu dibantah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, DAK pendidikan untuk Cianjur turun dari Rp50 miliar lebih menjadi Rp37 miliar. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Oting Zaenal Muttaqin, mengatakan, saat ini dana untuk SD digelontorkan sebesar Rp20 miliar dan Rp17 miliar untuk SMP.

“Asalnya dana yang turun itu lebih dari Rp 50 miliar, untuk rehabilitasi gedung dan pembangunan ruang baru di SD serta SMP. Penyebab pengurangan itu belum bisa dipastikan,” ujar Oting, Minggu, 24 Maret 2019.

Menurut dia, ada beberapa faktor penyebab pengurangan dana. Ada beberapa isu yang beredar seperti akibat imbas OTT dana DAK dan pelaporan dana BOS yang terlambat. Oting tidak menjawab secara gamblang mengenai imbas OTT. Akan tetapi, ia memastikan jika pelaporan dana BOS tidak pernah mengalami keterlambatan.

Dikatakannya, apabila benar jika pemotongan DAK terjadi karena imbas OTT, setidaknya hal itu bisa menjadi pembelajaran. “Kecewa tapi juga bersyukur, karena ke depannya tidak akan ada penyelewengan seperti sebelumnya. Kalau tidak ada OTT bisa habis dana pendidikan jadi kambing perah,” kata Oting.

DAK pendidikan diakui tidak tepat sasaran

Lebih lanjut dikatakannya, DAK pendidikan saat ini termasuk bermasalah karena tidak tepat sasaran. Penerima dana dinilai tidak sesuai dengan ketentuan, karena sekolah yang rusak berat tidak mendapat bantuan sementara sekolah dengan kerusakan ringan justru memperoleh bantuan.

“Ini tidak tahu teknisnya seperti apa. Jelas tidak tepat sasaran, makanya saya lakukan mapping lagi. Disdik inginnya ke depannya ada perubahan total, supaya percepatannya tidak sulit,” ujar dia.

Ia mengatakan, dengan kondisi yang ada saat ini, Disdik harus memikirkan cara lain untuk mengatasi ketertinggalan di bidang pendidikan.“Meskipun ya, kalau dibilang dananya itu kurang banyak. Sekolah di Cianjur itu SD-nya lebih dari seribu, SMP hampir 150 sekolah. Dengan angka Rp100 miliar saja, butuh 10 tahun baru beres,” ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat