kievskiy.org

Nigeria Tertarik Adopsi Sistem Pendidikan Indonesia

ILUSTRASI pendidikan.*/DOK. PR
ILUSTRASI pendidikan.*/DOK. PR

JAKARTA, (PR).- Pemerintah Nigeri tertarik mengembangkan sistem pendidikan dasar dan menengah yang dibangun di Indonesia. Terutama perihal sistem pendataan jumlah murid yang terintegrasi dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Ketua Delegasi Pewakilan Pendidikan Nigeria, Olatunde Adetoyese Adekola mengatakan, sistem Dapodik menjadi menarik karena mendorong sekolah untuk memperbaharui data secara berkala untuk kebutuhan layanan pendidikan. Ia meyakini, Dapodik memiliki tingkat keakuratan tinggi dan reliabilitas data yang valid. 

"Penerapan aplikasi ini sangat mendukung bagi Nigeria untuk menerapkan data layanan pendidikan yang efektif. Terutama dalam mengembangkan layanan pendidikan dasar. Dapodik membuat kami tertarik karena memuat data siswa, satuan pendidikan, dan guru dan tenaga kependidikan secara berkala,” kata Olatunde dalam siaran pers di Jakarta, Kamis 27 Maret 2019.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad mengatakan bahwa data referensi merupakan kekuatan dari reliabilitas data Dapodik. Ia menyatakan, dalam kunjungan tersebut, Olatunde juga ingin mengembangkan pendidikan nasional mereka sambil belajar mengenai isu-isu pendidikan secara global. Ia mengklaim, Dapodik dikembangkan dengan menganut standar dalam memberikan layanan pendidikan. 

“Jadi datanya berstandar, tim evaluasinya berstandar, kurikulum standar, maka semuanya standarisasi di pusat. Jadi, referensinya dapat memudahkan koordinasi, dan tidak overlapping antara sekolah dengan madrasah, madrasah dengan madrasah, atau siswa dengan sekolah regular," ujar Hamid

Kepala Pusat Data dan Statistika Pendidikan Kemendikbud Bastari menambahkan, sumber data untuk Dapodik menjadi rujukan bagi lintas kementerian. Dapodik di antaranya dipakai oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama untuk menjalankan beberapa program bantuan pemerintah.

"Sehingga koordinasi pun dilakukan antar kementerian. Setiap data dari antar institusi diberikan data referensi, seperti guru dan peserta didik memiliki satu nomor unik dan berlaku single," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat