JAKARTA, (PR).- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengklaim nilai hasil ujian nasional tingkat SMA/SMK/MA naik. Kendati demikian, berapa poin kenaikannya masih dihitung.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno menuturkan, kenaikannya diperkirakan berada pada kisaran 1,5-2 poin.
Ia menyatakan, kenaikan tersebut menunjukkan kualitas UN berbasis komputer semakin berbobot. Kendati masih diwarnai sedikit kecurangan, UNBK dianggap mampu meningkatkan mutu sistem pembelajaran.
“UN sebagai cermin hasil pembelajaran hendaknya menjadi umpan balik peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Capaian hasil UN ini perlu dianalisa secara komprehensif untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi capaian tersebut,” ujar Totok dalam konferensi pers di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa, 7 Mei 2019.
UN jenjang SMA diikuti sebanyak 1.562.069 siswa, SMK sebanyak 1.524.171 siswa, sedangkan MA sebanyak 457.628 siswa.
Dari jumlah tersebut, sekitar 99% pesertanya mengikuti UNBK.
Totok menuturkan, naiknya rata-rata nilai UN berkorelasi kuat dengan kompetensi siswa. “Ada kenaikan walaupun kecil, ke depan kami usahahan tingkatkan lagi kompetensinyam,” kata Totok.
Kendati demikian, nilai rata-rata UN untuk kesetaraan Paket C terjadi penurunan. Hal itu terjadi karena UN Paket C sudah 100% berbasis komputer. “Jadi peserta hampir tidak mungkin lagi melakukan kecurangan,” ucapnya.***