kievskiy.org

Cuma Dapat 2 Siswa, SMA Cokroaminoto Tetap Gelar Kegiatan Belajar Mengajar

SEJUMLAH siswa SMA Cokroaminoto membersihkan kelas di hari pertama masuk sekolah Senin 15 Juli 2019. Sekolah Menengah Atas Cokroaminoto yang berlokasi tidak jauh dari BJB Cabang Cirebon di Jalan Siliwangi Kota Cirebon, hanya mendapat dua siswa dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019 ini.*/ANI NUNUNG ARYANI/PR
SEJUMLAH siswa SMA Cokroaminoto membersihkan kelas di hari pertama masuk sekolah Senin 15 Juli 2019. Sekolah Menengah Atas Cokroaminoto yang berlokasi tidak jauh dari BJB Cabang Cirebon di Jalan Siliwangi Kota Cirebon, hanya mendapat dua siswa dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019 ini.*/ANI NUNUNG ARYANI/PR

CIREBON, (PR).- Sekolah Menengah Atas (SMA) Cokroaminoto yang berlokasi tidak jauh dari BJB Cabang Cirebon di Jalan Siliwangi Kota Cirebon, hanya mendapat dua siswa dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2019 ini.

Meski hanya mendapat dua siswa, namun pihak sekolah swasta paling tua di Kota Cirebon ini tetap menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM).

Pada hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang Senin 15 Juli 2019, hanya diisi kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah dan ruang kelas, sehingga Senin siang pukul 10.00 siswa sudah bisa pulang.

Padahal sebagai sekolah SMA swasta pertama dan bersejarah yang ada di Kota Cirebon kontribusi SMA Cokroaminoto dalam meningkatkan taraf pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia warga Kota Cirebon, tidak sedikit.

SMA yang didirikan tahun 1955 merupakan sekolah swasta pertama, di saat SMA Negeri hanya ada satu-satunya di Kota Cirebon. Selain SMA, saat awal didirikan juga memiliki SMP. Namun akibat semakin sepinya peminat, tahun 2010, jenjang SMP terpaksa ditutup.

Menurut Kepala SMA Cokroaminoto Mohamad Tajudin, untuk menambah jumlah siswa, mereka tetap membuka pendaftaran sampai akhir Agustus, menjelang pelaksanaan ujian tengah semester (UTS).

"Sudah beberapa tahun terakhir ini, kami terpaksa memperpanjang waktu pendaftaran sampai menjelang pelaksanaan UTS," katanya saat ditemui Senin 15 Juli 2019.

Dari pintu ke pintu

Selain memperpanjang waktu pendaftaran, semua guru dan bagian tata usaha tidak terkecuali kepala sekolah,  mendapat tugas mencari siswa dari pintu ke pintu, dengan wilayah tugas masing-masing.

Misalnya Kepala Sekolah Mohamad Tajudin, mendapat tugas "bergerilya" mencari siswa di wilayah utara Kabupaten Cirebon dari mulai daerah Pasindangan, Gunungjati, Suranenggala sampai Kapetakan dan sekitarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat