kievskiy.org

Relokasi SDN Terdampak Tol Terkendala Lahan

ILUSTRASI gedung SD.*/DOK. KABAR BANTEN
ILUSTRASI gedung SD.*/DOK. KABAR BANTEN

SERANG,(PR).- Proses relokasi SD terdampak pembangunan proyek tol Serang-Panimbang masih terkendala dengan penetapan lokasi SDN Seba. Hal itu dikarenakan lahan yang akan dijadikan area relokasi SDN Seba merupakan tanah hibah yang pemiliknya berada di beberapa daerah terpisah.

Asisten Daerah (Asda) 1 Pemkab Serang Asep Saefudin Mustopa mengatakan, ada empat SD terdampak di Kecamatan Cikeusal dan Kragilan. Yakni SDN Cipete, SDN Cilayang guha, Inpres Cikeusal dan SDN Seba. Untuk tiga SD yang disebutkan pertama saat ini sudah selesai hanya tinggal menunggu apraisal. “Kalau yang tiga sudah selesai dan komplit,” ujarnya, Senin 23 September 2019.

Asep mengatakan, yang menjadi kendala saat ini hanya tinggal SDN Seba. Dimana pihaknya terkendala alas hak kepemilikan. Sebab setelah ia datang ke Kecamatan Cikeusal ternyata yang memiliki lahan pengganti SDN tersebut baru memiliki girik dan SPPT saja. “Saya tanya ini tanah hasil beli atau hibah, katanya ini hibah. Terus kata saya, saudara 9pemilik tanah) ada dimana, katanya di Cikeusal. Menurut saya kalau ada di Cikeusal 2-3 hari juga bisa selesai,” ucapnya.

Akan tetapi kata dia, setelah ditelusuri ternyata ahli waris tanah tersebut 2 orang ada di Jakarta dan 1 orang di Kalimantan. Sehingga sampai saat ini akta hibah itu masih belum selesai. “Makanya saya mau kesana lagi sanggup enggak ini selesaikan akta hibahnya. Kalau tanah kan harus ada KTP ahli waris, sudah seminggu ini ternyata kendala begitu,” katanya.

Asep mengatakan, dari hasil pertemuan PPK tol juga meminta agar penyelesaian relokasi ini sekaligus atau tidak parsial. Sehingga apraisal datang menilai sekaligus. “Jadi yang belum itu SDN Seba, Balai Desa Cikeusal dan 2 bidang tanah wakaf. Untuk balai desa dan tanah wakaf sudah selesai tinggal seba, kalau sudah (selesai) jadi bisa jalan,” ucapnya.

Pengukuran

Dirinya menargetkan secepatnya relokasi ini bisa segera dilakukan. Saat ini biaya untuk pengukuran dan peta bidang sudah dibayarkan ke BPN. Namun demikian BPN masih menunggu alas hak tanah hibah tersebut. “Sekarang tinggal kecepatan kades dan camat saja. Luasnya 3000 meter persegi, satu lokasi. Lupa milik siapa, itu yang dekat rumah lurah sampingnya, itu bagus tidak dekat jalan dan luas serta bagus dibanding lokasi SD awal,” tuturnya.

Disinggung soal mulai banyaknya siswa di sekolah terdampak yang pindah, Asep mengatakan wajar. Sebab mereka belajar dalam kondisi tidak nyaman. “Iyalah enggak nyaman sih, tapi gimana kecamatannya. Saya mau kesana lagi, kalau tidak sanggup buat pernyataan nanti cari lahan lagi yang gampang. Kalau hibah harus semua anak tandatangan,” katanya.

Sebelumnya Komite SDN Seba Hilman mengeluhkan berlarutnya proses relokasi SDN terdampak. Saat ini orang tua siswa sudah banyak yang khawatir karena sudah dipasang pancang. Kemudian suara getaran proyek pun sangat menganggu kegiatan belajar. “Kondisi sekolah sudah retak, dulu sebelum proyek juga retak. Apalagi sekarang tambah (retak). Akhirnya otomatis terganggu,” ujarnya.

Hilman mengatakan, bersama Pattiro Banten ia sudah 10 kali melakukan pertemuan dengan Perkim, asda 1 dan pihak PPK tol. Namun bukanya mendapatkan kejelasan, ia malah bingung dengan relokasi tersebut. “Kenapa kami malah bingung, beda-beda omongannya seolah – olah dilempar sana sini. Untuk Seba soal relokasi dari awal sudah clear sesuai kemauan masyarakat. Tapi kemudian ada pihak dari desa yang menunjuk lokasi baru. Tadinya sudah clear data kepemilikan tanahnya, akhirnya sekarang ke tanah yang ditunjuk kades,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat