kievskiy.org

Lulusan SMK Harus Mengasah Soft Skill

SISWA lulusan SMK mengikuti Job Matching di SMK Negeri 2 Bandung, Selasa, 24 September 2019. Ajang ini merupakan birsa kerja khusus bagi lulusan SMK.*/CATUR RATNA WULANDARI/PR
SISWA lulusan SMK mengikuti Job Matching di SMK Negeri 2 Bandung, Selasa, 24 September 2019. Ajang ini merupakan birsa kerja khusus bagi lulusan SMK.*/CATUR RATNA WULANDARI/PR

BANDUNG, (PR).- Selain menguasai bidangnya, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu membekali diri dengan soft skill. Salah satunya, bagaimana menghadapi wawancara kerja. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, lulusan SMK menyumbang pengangguran tertinggi di Indonesia. Padahal mereka disiapkan untuk bisa diserap oleh industri.

Lulusan SMK kerap kesulitan mencari lowongan pekerjaan yang khusus untuk lulusan SMK. "Waktu tes dicampur dengan yang sarjana," kata Tedi Hamdani (19), salah seorang lulusan SMK saat ditemui di Job Matching yang digelar di SMK Negeri 2 Bandung, Selasa, 24 september 2019. 

Sejak lulus pada Juni 2019, sampai saat ini ia sudah mengikuti dua kali tes masuk kerja. "Perusahaan mencari yang sudah punya pengalaman, sementara saya baru lulus. Jadi mungkin sekarang ingin ambil pelatihan-pelatihan juga," kata Tedi.



Saat tes kerja, ada juga yang materinya lebih sulit dari yang pernah diajarkan. Sehingga tidak mudah untuk menyelesaikan materi yang diujikan itu. "Ibaratnya kalau di sekolah itu dasarnya, kalau di perusahaan yang diteskan yang sudah tigkat selanjutnya. Jadi perusahan inginnya yang lebih," katanya.

Mendekatkan dengan industri

Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bandung Tatang Gunawan mengatakan, Job Matching ini bertujuan untuk mendekatkan SMK dengan industri. Kegiatan ini menghadirkan 35 perusahaan yang membuka lowongan bagi lulusan SMK.

Perusahaan yang ikut serta tidak hanya menyediakan lowongan yang sesuai dengan jurusan yang ada di SMK Negeri 2 saja, seperti permesinan, komputer, dan multimedia. Tetapi, ada juga bidang lainnya seperti kuliner, perhotelan dan lainnya.

Oleh karena itu, kegiatan ini juga menggandeng SMK Aliansi yang terdiri dari SMKN 9 Bandung, SMKN 1 Bandung, SMKN 5 Bandung, SMK Kartika XIX-1, SMK Merdeka, SMK PGII, SMK Sumatra 40, SMK ICB Cinta Niaga, SMK ICB Cinta Wisata, dan SMK Cipta Skill.

Kegiatan ini merupakan bursa kerja pertama yang digelar di SMK. Sebelumnya, perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dari SMK datang langsung ke SMK untuk menyeleksi siswa sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Sehingga sebagian siswa SMK sudah mendapat pekerjaan sebelum menerima ijazah.

Tatang menjelaskan, saat ini SMK dituntut untuk memberi fokus pada tiga hal yaitu investasi, pengembangan sumber daya manusia, dan teknologi industri. "SMK harus punya alat yang dibutuhkan industri. Sekarang teknologi industri sudah 4.0, harus bisa mengikuti," tuturnya.

Dari sisi pengusaha, lulusan SMK diharapkan sudah punya keahlian di bidangnya. Dengan demikian perusahaan tak perlu membeli pelatihan lagi yang menelan anggaran.

"Perusahaan berharap lulusan SMK sudah punya keahlian. Tapi banyak juga perusahaan yang pola pikirnya masih berpendapat lebih baik lulusan sarjana. Padahal kan lulusan SMK juga punya punya keahlian," kata Chief Financial Officer QWork.id Daniel Andersen.

Menurut dia, soal keahlian, lulusan SMK cukup punya daya saing. Hanya saja, banyak dari mereka yang gagal mendapat pekerjaan di tes wawancara. Banyak yang belum bisa memberi jawaban meyakinkan. "Kalau ditanya, bisa enggak? ya bisa sih hehehe. Ya mungkin karena umurnya masih muda," katanya.

Soft skill semacam ini yang perlu diasah. Selain itu, soal pengalaman juga kerap jadi kendala. "Mereka harus bisa memvisualkan kemampuan dan pengalaman kerjanya supaya perusahaan yakin mereka bisa," tutur Chief Operational Officer Qwork.id Astri Aldila.

Perusahaan memang banyak yang meminta tenaga kerja yang berpengalaman. Ia menyarankan, lulusan SMK menambah pengalamannya melalui berbagai kegiatan. Tidak harus pengalaman kerja yang muluk-muluk.

"Pengalaman kerja di UKM atau pengalaman mengerjakan proyek dengan pengajar, atau pengalamannya membuat sesuatu juga sudah bisa dipakai. Tinggal bagaimana memvisualisasikan pengalaman itu di CV," kata Astrid.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat