MENJADI wirausahawan masa kini tak sekadar membuat produk dan memasarkannya. Wirausahawan juga membawa nilai-nilai sosial yang bermanfaat untuk masyarakat.
Hal itulah yang coba ditunjukkan oleh mahasiswa Manajemen Universitas Katolik Parahyangan melalui Menefesto 2019, sebuah eksebisi bagi usaha-usaha rintisan buatan mahasiswa dan pertunjukan kreatif. Tahun ini Menefesto 2019 diikuti oleh 25 startup yang merupakan mahasiswa Manajemen Unpar angkatan 2017. Pada penyelenggaraan tahun ke-11 ini mengusung tema Eco Green Soiree.
"Kami ingin menumbuhkan kesadaran lingkungan. Alam dan manusia itu terikat satu sama lain," kata Ketua Pelaksana Menefesto 2019 Sharon Laurentia ditemui di sela-sela kegiatan yang diselenggarakan di Cihampelas Walk, Sabtu, 16 November 2019.
Semangat menjaga lingkungan ini mengilhami lahirnya Kirani, sebuah merk produk lilin aroma terapi yang ramah lingkungan.
"Biasanya kalau lilin itu terbuat dari parafin. Kami menggunakan soy wax. Bahan ini lebih aman dibandingkan parafin," kata salah seorang pendirinya, Kraznaya Aurra.
Soal pengemasan juga dirancang menggunakan barang bekas. Setelah serangkaian pengujian, lilin aroma terapi Kirani dicetak dan dikemas di botol minuman bekas.
"Kami mengambilnya dari barang rongsok di Ciroyom dan Gedebage," ujarnya.
Botol minuman dipakai bagian dasar sampai sekitar setengah botol. Tutupnya dibuat dari kayu.
Sebagai kemasannya, mereka menggunakan kantong kain. Kainnya dipungut dari tempat jahit. Meski memanfaatkan bahan bekas, produk Kirani tetap manis dan menarik minat konsumen.
Kraznaya mengatakan, pasar lilin aroma terapi di Indonesia sedang bagus. Relaksasi dengan lilin aroma terapi menjadi pilihan banyak orang untuk melepas stres. Dengan prospek yang baik ini, Krasznaya bersama rekan sekelompoknya ingin membesarkan Kirani. "Kami ingin merekrut orang untuk pengerjaannya. Kalau sekarang kami masih kerjakan sendiri," katanya.
Tak hanya soal lingkungan, produk totebag yang dinamai Pulih mengusung misi kesadaran soal kesehatan mental. "Produk kami hadir untuk orang-orang tersebut untuk pulih bersama," kata Diky Kurniawan, salah seorang penggagasnya.
Pulih membuat totebag yang fungsional. Desain disesuaikan dengan kebutuhan anak muda, baik untuk kuliah maupun untuk melengkapi penampilannya di berbagai suasana.
Pulih mengkampanyekan untuk mencintai diri sendiri. Pulih juga menyediakan diri sebagai kawan untuk pulih bersama.
"Harapannya ketika memakai perasaannya akan lebih baik. 'Aku sedang baik-baik saja, aku sedang pulih'," katanya.
Senafas dengan Pulih, Titik Koma melalui produk topi serta jaket, berupaya memberi perhatian pada penyandang autisme. Produknya didesain warna-warni cerah dengan menjadilan pola tertentu sebagai motifnya.
"Setiap membeli produk kami berarti turut menyumbang Rp 30 ribu untuk Rumah Khasanah, lembaga yang menangani anak-anak dengan autisme," tutur Jason Signori.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/11/IAtLQuQOpouNIHWNy2z58sP1LFPTiUeqBqIgTDbg.jpeg)
Menghadirkan kebaruan
Setiap penyelenggaraannya, Menefesto berupaya menghadirkan kebaruan. Tidak sekadar belajar membangun startup bisnis tapi juga ada misi sosial yang dijalankan. "Ini tantangan buat mereka (mahasiswa). Bisa tidak membawa isu sosial di dalamnya, tidak cuma bisnis menghasilkan uang," kata tutur dosen mata kuliah praktik manajemen Unpar Elaine V.B. Kustedja.
Ia mengatakan, untuk sampai ke pameran ini mahasiswa mematangkan ide bisnisnya selama dua semester dengan bimbingan dosen. Dari proposal bisnis sampai ke pemasaran produk.
Setelah 11 tahun berjalan, produk yang dihasilkan kian bermutu. "Pada awalnya produk sederhana saja. Asal untuk tugas saja. Makin lama makin baik dengan inovasi-inovasi," kata dosen Manajemen Unpar Fernando Mulia.
Menefesto sendiri juga menjadi ajang praktik mahasiswa manajemen menggelar event. Makanya, acara ini diselenggarakan penuh oleh mahasiswa. Termasuk pengisi acara berupa kabaret.
Masyarakat umum bisa mengikuti acara ini secara gratis. Berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 16-17 November 2019 di Cihampelas Walk.***