PIKIRAN RAKYAT - Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Informasi dan Komputer (Aptikom) Jabar berupaya bergerak cepat dan tanggap dalam melakukan kajian kemajuan teknologi modern, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Namun tetap saja pengajaran teknologi ini harus berpijak kepada nilai-nilai religius agar tak tercerabut dari akar kehidupan.
Hal itu dikatakan Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Teknik Unpas, Ririn Dwi Agustin, dalam webinar Aptikom Jabar, Senin 25 Mei 2020. Seminar dalam jaringan (daring) dengan moderator Ketua Prodi Teknik Informatika Unpas, Ayi Purbasari, diikuti 62 peserta dari Jawa Barat dan beberapa provinsi dengan tajuk “Alam Semesta Virtual Reality bagi Jiwa”.
"Kampus juga harus bisa menghadirkan nilai-nilai religi pada pengajaran teknologi Informasi," kata Ririn.
Baca Juga: Jawab Tudingan Barat, Ahli Virologi Tiongkok Ungkap Jenis Kelelawar Ini Jadi Inang COVID-19
Harapannya lulusan bidang informatika dan komputer dapat lebih memiliki makna bagi diri dan lingkungannya.
"Kami ingin memberikan gambaran betapa canggih dan kompleknya pengelolaan alam semesta oleh Allah SWT, jika didekati dari sudut pandang informatika dan komputer. Alam semesta ini diimajinasikan berada di sebuah sistem komputer raksasa dengan pusat pengolahan yang cepat akurat, penyimpanan yang disebut dengan kitab Lauhul Mahfuzh dan model view yang menawan," ucapnya.
Baca Juga: Bukan Hanya Jakarta, Jawa Tengah juga Persiapkan New Normal dan Berikut Instruksi Ganjar Pranowo
Kitab tersebut dipahami berfungsi sebagai RAM, basis data dan basis pengetahuan. "Semua yang ditampakkan pada jiwa adalah hasil pemrosesan cerdas terhadap pilihan bebas aksi manusia dan desain kehidupan dunia dalam model interaksi nomadic location based virtual reality," ucapnya.
Imajinasi terhadap malaikat diusulkan digeser dari mahluk menjadi modul perangkat lunak yang memiliki fungsi-fungsi pendukung pengelolaan kehidupan. "Di antaranya subsitem monitoring, learning, dan generator tayangan Virtuak Reality (VR) kepada jiwa," ujarnya.
VR diimajinasikan sebagai sebuah MMORPG game yang superkompleks. "Dari ilustrasi tersebut, dapat disadari bahwa semua rangkaian aktivitas seorang manusia akan tersimpan rapih di kitab Lauhul Mahfuz dan berlaku rule Tuhan terhadapnya. Tidak ada satu bit pun space untuk menyembunyikannya," ucapnya.