kievskiy.org

Mengenal Kota Ende, Tempat Pengasingan Soekarno dan Lahirnya Pancasila

Kota Ende,  dikenal sebagai tempat pengasingan Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, saat masa  penjajahan Belanda.
Kota Ende, dikenal sebagai tempat pengasingan Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, saat masa penjajahan Belanda. /Dok. Kemeparekraf

PIKIRAN RAKYAT – Ende merupakan kabupaten yang terletak di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan ibu kota Kota Ende.

Kabupaten Ende memiliki luas 2.046, 59 km2 atau 204.660 Ha. Ende merupakan Kabupaten yang terletak di tengah-tengah pulau Flores yang diapit oleh empat kabupaten di bagian barat, yakni Nagekeo, Ngada, Manggarai, dan Manggarai Barat. Dan bagian timur diapit oleh Kabupaten Sikka dan Flores Timur.

Kota Ende, selama ini lebih dikenal sebagai tempat pengasingan Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno atau Bung Karno, saat masa penjajahan Belanda.

Kala itu, Bung Karno bersama sang istri, Inggit Garnasih, dua anak angkatnya, Ratna Djuami dan Kartika, serta mertuanya, Ibu Amsi, diasingkan ke Kota Ende oleh Belanda selama empat tahun dari tanggal 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.

Baca Juga: Perbedaan Hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila

Dalam masa pengasingannya, Bung Karno tetap berusaha mengobarkan semangat perjuangan dan nasionalisme kepada masyarakat setempat.

Berada di tempat pengasingan, perjuangan Bung Karno tak pernah surut. Ia mencoba berbaur dengan penduduk sekitar dan melakukan beberapa kegiatan seperti berdagang, menulis drama pementasan, dan berkorespondensi dengan teman-teman seperjuangannya di Jawa.

Namun, ada sebuah taman di Kota Ende yang dijadikan Bung Karno sebagai tempat merenung, tepatnya di bawah pohon sukun yang rindang.

Di tempat itu, Bung Karno suka merenung selama berjam-jam, dan buah dari renungan tersebut lahirlah tiap butir nilai kehidupan dalam Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat