kievskiy.org

Tiru AS, Sejumlah Perguruan Tinggi di Indonesia Gunakan Simulator Dalam Pembelajaran Kelistrikan

Ilustrasi pembelajaran menggunakan simulator.
Ilustrasi pembelajaran menggunakan simulator. /Pikiran-Rakyat.com/Nuryani

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia sudah mulai menggunakan simulator dalam proses pembelajaran di bidang kelistrikan dan pembangkit tenaga listrik. Penggunaan simulator dalam proses pembelajaran termasuk juga dalam pendidikan dan pelatihan (diklat) akan sangat membantu agar proses pembelajaran tak sebatas teori.

Hal tersebut terungkap dalam Webinar Internasional Penggunaan Simulator Dalam Pelatihan Pengoperasian Pembangkit Listrik yang digelar Pusat Pengembangan SDM Kementrian ESDM, Rabu 24 Juni 2020.

Sejumlah pembicara hadir dalam acara tersebut, di antaranya Kepala Pusat Pengembangan SDM Kelistrikan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Kementrian ESDM Laode Sulaeman, Mr Victor dari Sumgebics Amerika Serikat (AS), Direktur Utama Aviation Training Center (DATC) yang juga perwakilan Simgenic Indonesia Ikhsan Amin, serta Nugroho Budi dari Simgenic Indonesia.

Baca Juga: Petahana yang Jadi Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Dianggap Tidak Fair dalam Konteks Pilkada

Webinar diikuti sekitar 1.500 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari perguruan tinggi baik mahasiswa dan dosen, praktisi yang bekerja di pembangkit listrik, juga pengusaha di bidang pembangkit listrik.

Laode Sulaeman menuturkan, kegiatan ini mengulas pentingnya simulator dalam pelatihan pengoperasian pembangkit. Ada dua hal kenapa simulator menjadi penting, pertama simulator akan memudahkan karena mirip dengan skala yang sebenarnya. 

"Di tempat diklat kami sebetulnya ada pembangkit listrik tapi skala kecil, jauh dari kapasitas komersil. Ketika mengoperasikan pembangkit komersil tidak akan bisa. Tapi dengan simulator OTS (operator training simulator, red) akan lebih mudah karena mirip dengan yang dilapangan," ujarnya.

Baca Juga: Hasil Rapid Test Massal, Juru Parkir Pasar dan Sopir Reaktif Covid-19

Kedua, kata dia, dalam pelatihan dan pengoperasian skala besar tidak mungkin berhadapan dengan situasi atau kasus seperti high speed, temperatur tinggi, atau tekanan tinggi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat