kievskiy.org

Mengadu pada Komisi X DPR RI, Mahasiswa PTS se-Jawa Barat Curhat Soal Beratnya Uang Kuliah Tunggal

Ilustrasi mahasiswa dan pelajar belajar di rumah.*
Ilustrasi mahasiswa dan pelajar belajar di rumah.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Perwakilan Aliansi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta Se-Jawa Barat mengadukan keberatan mereka soal Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tetap diberlakukan selama pandemi kepada anggota komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah.

“Kami sangat keberatan dengan UKT yang tetap diberlakukan ini, padahal keluarga kami ikut terdampak pandemi Covid-19, pemasukan keluarga berkurang sementara pengeluaran tidak berubah bahkan cenderung bertambah dengan adanya kebutuhan perkuliahan jarak jauh seperti kebutuhan pulsa dan kuota,” kata salah satu perwakilan mahasiswa dari Unisba dikutip dari keterangan tertulis Kedua, Rabu 29 Juli 2020.

Uang Kuliah Tunggal, semacam SPP pada sekolah menengah, yang dikenakan pada para mahasiswa dari berbagai kampus ini beragam jumlahnya, rata-rata antara 3 hingga 7.5 juta rupiah per semester.

Baca Juga: Pakai Jersey Persib Sambil Duduk Santai, Wulan Gurito Tulis Kalimat Ini ke Febri Hariyadi

“Kami berharap ada kebijakan penghapusan UKT atau setidaknya pengurangan yang cukup signifikan. Kami bahkan sudah beberapa kali mengirim perwakilan ke pihak kampus tetapi belum ada titik temu.

Ada kampus yang hanya memberi potongan UKT 10 persen bila orangtua kena PHK, ada yang memberi potongan 25 persen tapi hanya bagi yang orangtuanya meninggal karena Covid-19.

Sementara masih banyak juga yang tidak memberikan potongan dan terus menagih sehingga banyak rekan mahasiswa yang terancam tak bisa ikut kuliah, tak bisa ikut ujian karena masalah tunggakan UKT dan menurut data yang kami kumpulkan sekitar 30 persen mahasiswa PTS se-Jabar akhirnya memilih cuti kuliah karena hambatan biaya.” ucap salah perwakilan aliansi lainnya yang berasal dari kampus Unikom.

Baca Juga: Cegah Klaim Beijing di Laut China Selatan, AS Tanda Tangan Perjanjian Dukung Nelayan Vietnam

Para mahasiswa ini lantas silih berganti menceritakan kesulitan yang mereka dan rekan-rekan mereka alami. Selain persoalan biaya UKT, mereka juga harus menghadapi persoalan peningkatan biaya pulsa dan kuota, persoalan biaya hidup termasuk kos bagi mahasiswa daerah padahal banyak dari para mahasiswa ini yang orangtuanya tengah kesulitan keuangan karena terdampak pandemi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat