kievskiy.org

Penerapan Kurikulum Merdeka Belum Tepat, Belum Menyentuh Substansi

Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifah Amaliah memberikan sosialisasi terkait Kurikulum Merdeka di Hotel Aryaduta, Bandung, Sabtu (27/5/2023). *
Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifah Amaliah memberikan sosialisasi terkait Kurikulum Merdeka di Hotel Aryaduta, Bandung, Sabtu (27/5/2023). * /Rani Ummi Fadila Kontributor PR

PIKIRAN RAKYAT - Masih ada guru yang belum memahami substansi Kurikulum Merdeka sehingga belum tepat dalam mengimplementasi Kurikulum Merdeka. Oleh karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan sosialisasi tentang Kurikulum Merdeka kepada para guru.

Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifah Amaliah mengatakan, contoh belum tepatnya implementasi Kurikulum Merdeka adalah pelaksanaan proyek belajar oleh siswa tanpa mengetahui makna dari proyek itu. Siswa tidak tahu makna dari tindakan yang dilakukan dalam proyek.

"Ketika pembelajaran tematik, pahami satu tema bisa terimplementasi ke banyak pelajaran. Namun, banyak guru yang masih terjebak dalam judul, belum ke substansinya," kata Ledia dalam Workshop Sosialisasi Kurikulum Merdeka di Hotel Aryaduta, Sabtu 27 Mei 2023.

Banyak pula guru yang menganggap tujuan Kurikulum Merdeka hanya untuk mencetak siswa yang siap kerja. Padahal, itu hanya salah satu dari tujuan Kurikulum Merdeka.

Tujuan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka adalah peningkatan akhlak mulia yang dimiliki siswa, peningkatan potensi dan minat belajar siswa, perkembangan ilmu pengetahuan dan seni, peningkatan iman dan takwa dan lainnya.

Melihat masih belum maksimalnya penerapan Kurikulum Merdeka, menurut Ledia, sosialisasi tentang Kurikulum Merdeka harus masif.

"Kurikulum Merdeka memberi kesempatan lebih banyak kreasi, tetapi ketika yang melaksanakan belum siap untuk banyak berkreasi, tidak ketemu. Makanya perlu workshop," ucap Ledia.

Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Zulfikri mengatakan, Kurikulum Merdeka fokus pada peningkatan pelayanan kepada siswa. Dengan demikian, siswa bisa berkembang sesuai dengan potensinya.

Untuk meningkatkan layanan kepada siswa, guru jangan dibebankan oleh urusan administrasi. "Bagaimana muridnya bisa merdeka, kalau gurunya tidak merdeka. Misi kami kurangi materi pembelajaran, lebih meningkatkan kualitas kepada anak," ujar Zulfikri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat