kievskiy.org

Rakyat Doyan Marah-marah Sekaligus Cari Aman di Media Sosial

Ilustrasi anak muda bermain sosial media.
Ilustrasi anak muda bermain sosial media. //Pikiran-Rakyat.com/Nopsi Marga /Pikiran-Rakyat.com/Nopsi Marga

PIKIRAN RAKYAT – Warganet Tanah Air masih sangat jauh dari standar etika publik dalam bermedia sosial. Pada survei yang dilakukan Microsoft melalui Digital Civility Index (DCI) tahun 2021, Indonesia berada di ranking 29 dari 32 negara dengan nilai DCI 76.

Nilai tersebut menunjukkan keberadaban netizen Indonesia sangat rendah. Artinya perilaku pengguna media sosial masyarakat Indonesia tidak bisa dibilang cukup baik.  

Minimnya keberadaban masyarakat Indonesia itu memicu risiko mudahnya persebaran hoaks, ujaran kebencian, pelecehan pada kelompok marginal, doxing, hingga radikalisme. Saat ini media sosial seolah jadi samsak tinju dan media pelampiasan amarah masyarakat yang sedang bermasalah di kehidupan nyata.

Belum lama ini sosok Sandra Dewi jadi sasaran empuk warganet yang ingin menghujat Dewi Sandra, istri Harvey Moeis yang terjerat kasus suap. Sikap nir-etika masyarakat bisa dilihat dari kasus sederhana tersebut, bahkan masih banyak sikap yang membuat pengguna lain geleng-geleng kepala.

Baca Juga: Anak Butuh Peran Orangtua dalam Memanfaatkan Internet dan Meningkatkan Literasi Digital

Banyak warganet yang belum sadar bahwa media sosial sebenarnya menjadi jati diri penggunanya. Sehingga media sosial saat ini masih dianggap dunia lain bagi sebagian masyarakat.

Padahal seiring dengan naiknya tren media sosial, dunia nyata dan dunia maya seolah melebur jadi satu. Apa yang dilakukan masyarakat di dunia nyata cepat atau lambat bisa diketahui banyak orang di dunia maya.

Saat banyak warganet yang tidak mementingkan etikanya dalam bermedia sosial, maka itu akan mencelakai mereka sendiri. Itu akan menjadi boomerang yang bisa sewaktu-waktu merugikan penggunanya jika tidak dimanfaatkan dengan baik.

“Banyak masyarakat Indonesia yang belum menyadari bahwa media sosial itu menjadi jati diri mereka juga,” tutur Ahimsa Adi Wibowo, dosen Komunikasi Terapan Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Pikiran-Rakyat.com.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat