kievskiy.org

Ciptakan Lingkungan Belajar Inklusif, Pendidik Wajib Pahami Anak Didiknya

Workshop "Identifikasi dan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus" yang dilaksanakan oleh mahasiswa Magister PAUD Universitas Panca Sakti Bekasi di SDIT Mumtaz Mulia beberapa waktu lalu.
Workshop "Identifikasi dan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus" yang dilaksanakan oleh mahasiswa Magister PAUD Universitas Panca Sakti Bekasi di SDIT Mumtaz Mulia beberapa waktu lalu. /istimewa

PIKIRAN RAKYAT- Pemahaman pendidik terhadap anak didiknya terutama anak berkebutuhan khusus menjadi sebuah kewajiban. Pentingnya memahami dan mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus ini berkaitan dengan upaya menciptakan lingkungan belajar yang responsif dan inklusif. 
 
Hal inilah yang mendorong digelarnya workshop "Identifikasi dan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus" yang dilaksanakan oleh mahasiswa Magister PAUD Universitas Panca Sakti Bekasi di SDIT Mumtaz Mulia beberapa waktu lalu. Kegiatan ini iikuti oleh 46 guru se-kecamatan Cikarang Timur  Kabupaten Bekasi dan dihadiri oleh Korwil Pendidikan Kecamatan Drs. Hikmah Hadisasmita, M.Pd dan Direktur Pasca Sarjana Universitas Panca Sakti Bekasi sekaligus sebagai dosen pembimbing, Nita Priyanti.
 
"Program kegiatan workshop ini selaras dengan semangat inovasi pendidikan Universitas Panca Sakti yang (salah satunya) mendorong mahasiswa mampu menjadi agent of change serta mampu membantu mewujudkan pendidikan di Indonesia yang inklusif bagi masyarakat,” ujar Nita Priyanti saat memberikan sambutan dan membuka acara.
 
Hikmah Hadisasmita, mengungkapkan pemerintah daerah bertanggung jawab mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang inklusi, masyarakat yang inklusi sehingga anak-anak mempunyai hak yang sama khususnya di bidang pendidikan. Hal ini selaras dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 23 bahwa semua orang memiliki hak untuk mengenyam pendidikan termasuk mereka yang berkebutuhan khusus dan aturan Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009.
 
Ketua panitia penyelenggara, Yunita Rahmanati mengungkapkan, kegiatan workshop bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pendidik tentang keberagaman anak-anak dan mendukung kebutuhan mereka. Selain juga untuk mengembangkan keterampilan pengajaran inklusif, mendorong pengembangan program inklusi holistik, memperkuat kerjasama antara pendidik, siswa, dan orang tua, serta memastikan partisipasi aktif dan pencapaian maksimal bagi semua siswa. "Termasuk yang berkebutuhan khusus guna menciptakan lingkungan belajar yang responsif dan inklusif," ujarnya. 
 
Penyelenggara sekaligus tampil sebagai narasumber workshop yakni Deria Suryani, Husnul Hotimah, Atikah Adi Sasmita, Noor Ishma, dan Faridah Anum.
 
Dalam workshop dibahas tentang ragam jenis anak berkebutuhan khusus sehingga mampu membantu guru untuk mengidentifikasi peserta didiknya. Dengan begitu diharapkan bisa mendapatkan intervensi sejak dini. Berikutnya dibahas ula tentang penanganan anak berkebutuhan khusus di sekolah. 
 
“Terima kasih kepada penyelenggara, materi workshop ini sangat dibutuhkan sekali oleh kami para guru yang awam terhadap anak berkebutuhan khusus. Kami jadi bisa memahami dan membuat program yang sesuai dengan anak,” ujar salah satu guru peserta workshop.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat