kievskiy.org

Siswa SMK di Bandung Barat Meninggal Akibat Dirundung 3 Tahun, Sekolah dan Pemerintah Harus Bertanggung Jawab

Ilustrasi perundungan.
Ilustrasi perundungan. /Pixabay/Moondance

PIKIRAN RAKYAT - Seorang siswi SMK berinisial N (18) di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, diduga mengalami perundungan oleh teman sekelasnya. Aksi bullying itu terjadi selama tiga tahun sejak korban duduk di bangku kelas 10 hingga kelas 12.

Perundungan yang dialami korban diduga menyebabkan korban trauma berat. Pada saat kondisi kesehatan korban menurun, keluarga membawa korban ke rumah sakit.

Dokter mendiagnosis korban mengalami gangguan kejiwaan dan merujuknya ke rumah sakit jiwa. Keluarga mengaku berbagai pengobatan telah dilakukan untuk menyembuhkan korban, namun kondisi korban tidak juga membaik.

Sampai akhirnya pada Kamis 30 Mei 2024 korban meninggal dunia. Namun, pihak sekolah membantah adanya perundungan lantaran tidak pernah menerima laporan kasus perundungan terhadap murid.

Lemahnya Penanganan dari Pemerintah

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP) menginvestigasi dugaan perundungan yang menimpa N. Apalagi, kasus tersebut berujung pada kematian.

"Dinas Pendidikan Jawa Barat dan pihak sekolah harus menindaklanjuti laporan orang tua (korban). Saya kira pemda dan sekolah punya satgas dan tim PPKSP, keduanya harus bekerja untuk melakukan investigasi, karena setiap aduan kekerasan harus ditindaklanjuti," kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono, Kamis 13 Juni 2024.

Menurutnya, upaya ini perlu dilakukan agar korban dan keluarga korban mendapatkan keadilan. Selain itu, agar ke depan tidak terulang kasus yang sama di sekolah tersebut.

"Sekolah harus mendukung untuk dilakukan pendalaman terkait dugaan bullying. Agar obyektif, maka Satgas PPKSP harus terlibat," ucap Aris Adi Leksono.

Dia pun meminta pemerintah pusat dan pemda lebih masif melakukan edukasi ke satuan pendidikan tentang bullying atau perundungan dan dampaknya terhadap anak. Pasalnya, belum semua sekolah memiliki kepedulian terkait bahaya perundungan kepada anak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat