BANDUNG, (PR).-Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman atau biasa dipanggil Djanur akhirnya mengundurkan diri. Dia mengaku secara lisan sudah melepaskan jabatannya sebagai Pelatih Persib pascakekalahan dari Bhayangkara FC, Minggu 4 Juni 2017. Kini, pelatih yang memberikan gelar juara Liga Super Indonesia 2014 dan Piala Presiden 2015 itu, tinggal menunggu keputusan resmi dari manajemen Persib ihwal pengunduran dirinya.
Sejatinya, mengundurkan diri tidak ada dalam kamus kepelatihan Djadjang Nurdjaman. Pelatih kelahiran Sumedang itu pernah mengungkapkan, dia hanya akan berhenti jika sudah tidak lagi dipercaya oleh manajemen tim. Namun pria yang sudah mempersembahkan gelar juara sebagai pemain itu mengaku, keluarga menjadi pertimbangan utama hingga akhirnya dia "melanggar" prinsipnya itu.
"Iya, pertimbangan utamanya (untuk mundur) adalah keluarga. Mereka tidak rela melihat saya dihina dengan perkataan-perkataan yang tidak etis," ujar kata Djadjang kepada Pikiran Rakyat, Selasa 6 Juni 2017.
Menurut Djadjang, permintaan untuk mengundurkan diri terutama diungkapkan oleh putri-putrinya. Mereka sudah tidak rela melihat ayah dihantam caci maki dengan perkataan-perkataan kasar yang tidak etis dari sejumlah kalangan bobotoh.
Kepada Pikiran Rakyat, Djadjang pun mengirimkan pesan putrinya. Pesan ini sempat dia bacakan sebelum mengundurkan diri di hadapan para pemain Persib. Sehingga suasana ruang ganti penuh haru dengan isak tangis seusai laga versus Bhayangkara FC.
Hati Mira menangis
Inilah pesan curahan hati yang ditulis putri sulung Djadjang:
"Papah, papah sudah melakukan yang terbaik. Kinerja papah sudah menjadi sejarah buat Persib. Persib bisa juara setelah belasan tahun menunggu. Kalau pun sekarang belom dapat hasil yang maksimal itu, karna mungkin belom rejekinya.
Kalo aja semua mengerti. Tapi sebagai anak yang sayang banget sama papa, Mira nangis liat muka papa yang begitu, hati Mira nangis nggak terima papa diomongin yang nggak pantes.