kievskiy.org

Robert Alberts Katakan Liga 1 Bisa Tiru Jadwal Kompetisi Eropa

PELATIH Persib Bandung, Robert Alberts
PELATIH Persib Bandung, Robert Alberts /tangkap layar youtube Robert Alberts tangkap layar youtube Robert Alberts

PIKIRAN RAKYAT - Pelatih Persib Robert Alberts mengatakan, dirinya memaklumi jika adanya perbedaan pendapat dari hasil pertemuan perwakilan klub di Liga 1 dengan PT. Liga Indonesia Baru (LIB) yang diadakan pada Rabu pekan lalu.

Dia menuturkan, mengenai alasan beberapa klub yang menginginkan kompetisi musim ini dihentikan total memang tidak diketahui dengan pasti alasannya, mengingat setiap klub memiliki kebijakan yang berbeda.

“Saya tidak tahu pasti mereka ingin menghentikan liga. Tapi saya pikir banyak klub melihat dari lingkungannya. Kami harus jujur soal itu, karena banyak klub yang tidak melakukan persiapan dengan bagus di musim ini dan mereka sudah banyak mengajukan gaji luar biasa kepada pemainnya atau uang muka untuk pemainnya. Jadi menurut saya itu jadi salah satu alasan banyak klub yang ingin liga berhenti,” tutur Robert, Selasa 2 Juni 2020.

Baca Juga: Kecelakaan Tunggal, Wakapolres Purbalingga Meninggal Dunia

Dia menambahkan, meski demikian tim seharusnya melihat gambaran yang lebih besar untuk kedepannya. Ini tidak hanya menyangkut klub itu sendiri tetapi juga untuk perkembangan sepak bola di Indonesia dan juga tim nasional.

“Ini juga soal bagaimana tim mengikuti kompetisi Asia. Jika kamu menghentikan liga sebagaimana yang terjadi di Belanda, itu karena pemerintah tidak mengizinkan olah raga dengan kontak fisik hingga September dan sepak bola masuk dalam kategori itu sehingga harus mengikuti perintah dari kementrian olah raga di sana,” katanya.

Namun, di beberapa negara lain seperti Jerman. Mereka memilih memulai kembali liga dan semua klub merasa sutuju dengan keputusan itu.

Baca Juga: Pelatih Persib Siapkan Strategi Sambut New Normal dan Ajak Masyarkat Patuhi Aturan

“Pemain dan sponsor senang dengan kebijakan itu. Bisa dilihat tidak ada masalah sampai saat ini. Stadion juga tetap kosong dan itu yang harus dipelajari karena terlalu beresiko menyebarkan virus atau bakteri. Karena disana orang-orang bisa berkontak fisik satu sama lain mengingat jaraknya yang sangat dekat,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat