kievskiy.org

Unjuk Rasa Meluas Pascakudeta, Pemerintah Militer Myanmar Tutup Total Akses Internet

Ilustrasi aksi unjuk rasa pascakudeta di Myanmar./
Ilustrasi aksi unjuk rasa pascakudeta di Myanmar./ /Reuters/SHWE PAW MYA TIN Reuters/SHWE PAW MYA TIN

PIKIRAN RAKYAT - Militer Myanmar melakukan aksi kudeta terhadap pemerintahan sipil di negara itu pada Senin, 1 Februari 2021

Selain melakukan aksi kudeta, militer Myanmar juga melakukan penahanan terhadap pejabat tinggi sipil di negara itu salah satunya Aung San Suu Kyi.

Aksi kudeta ini mendapatkan kecaman dari sejumah negara, salah satunya Amerika Serikat.

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Dikudeta Militer, AICHR Desak Myanmar Patuhi Prinsip Demokrasi ASEAN

Seiring berjalannya waktu, aksi kudeta mendapatkan protes dari warga Myanmar.

Terbaru menurut penyedia layanan seluler di negara itu, Junta militer Myanmar menutup layanan internet di seluruh negeri di tengah protes anti-kudeta.

"Kementerian Transportasi dan Komunikasi Myanmar (MoTC) telah memerintahkan semua operator seluler untuk menutup sementara jaringan data di Myanmar. Layanan suara dan SMS tetap terbuka," kata perusahaan telekomunikasi Norwegia Telenor yang mengoperasikan jaringan seluler terbesar kedua di Myanmar seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Kondisi Politik Kian Memprihatinkan Pascakudeta, Indonesia-Malaysia Nilai Myanmar Alami Kemunduran Demokrasi

Dalam urutannya, kementerian mengutip "dasar hukum dalam Undang-undang Telekomunikasi Myanmar, dan referensi peredaran berita palsu, stabilitas bangsa dan kepentingan publik sebagai dasar untuk pesanan," ujar operator tersebut dalam sebuah pernyataan.

Langkah itu dilakukan setelah otoritas memblokir Facebook, Twitter, dan Instagram menyusul kudeta militer tak berdarah terhadap pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi yang menjalankan menjadi penasihat negara sejak 2016.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat